Wednesday, September 4, 2013

Renungan 4 September 2013

Hari Rabu Pekan Biasa XXII
Kol 1:1-8
Mzm 52:10.11
Luk 4:38-44

Disembuhkan untuk melayani

Pada suatu kesempatan saya diundang untuk merayakan Ekaristi di sebuah paroki. Saya berjumpa dengan seorang bapa yang sudah cukup umur, dia seorang aktivis gereja yang kelihatan seolah-olah “memanjakan” pastor. Segala-galanya disiapkan mulai dari penjemputan yang hangat, di dalam mobil sudah disiapkan minuman dan makanan ringan, hidangan yang enak dan mengantar kembali dengan ramah. Tentu saja saya juga menyiapkan perayaan Ekaristi yang meriah bagi mereka. Ketika tiba di komunitas, kami ngobrol sebentar di kantor. Saya mengucapkan terima kasih dan merasa senang karena “dimanjakan” untuk beberapa jam. Setelah itu ia bercerita kepada saya pengalaman pribadinya dalam melayani Tuhan dan sangat menyentuh hatiku.

Ia juga bercerita bahwa ia mengalami mukjizat disembuhkan oleh Tuhan. Para dokter yang menangani komplikasi jantungnya, sebenarnya sudah menyerah dan ia divonis hanya menghitung hari untuk meninggalkan dunia ini. Semua keluarga sudah sepakat untuk membawanya kembali ke rumah. Tetapi salah seorang anaknya mengatakan niatnya untuk memanggil pastor supaya memberi sakramen perminyakan. Keluarga pun setuju dan beliau menerima sakramen perminyakan dalam keadaan sekarat. Setelah menerima sakramen perminyakan, ia perlahan-lahan sadar dan puji Tuhan, ia mengalami kesembuhan ajaib. Dokter yang menanganinya pun kaget dan berkata: “Yesusmu memang luar bisa, pak”. Sebagai ucapan syukur, ia berjanji kepada Tuhan untuk melayaniNya di gereja. Ia merasa telah disembuhkan Tuhan untuk melayani. Dia sendiri merasa bahwa sebelumnya ia tidak pernah berpikir untuk melayani Tuhan dan sesama tetapi sekarang melayani baginya adalah sebuah panggilan luhur. Sebelumnya hanya ada uang di kepalanya, sekarang harus banyak bersabar dan mempercayakan dirinya kepada Tuhan serta melayaniNya.

Ini sebuah pengalaman yang menarik yang dapat membantu kita untuk memahami kisah Injil pada hari ini. Tuhan Yesus sudah memaparkan visi dan misiNya bahwa dalam Roh Kudus, Ia diutus untuk mewartakan Injil, membawa pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan (Luk 4: 18-19). Ia sendiri mengakui: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk 4: 21). Sejak saat itu Ia mewujudkan Kerajaan Allah dengan mengajar dengan kuasa dan wibawa dan berkarya melalui perbuatan-perbuatan ajaib terutama menyembuhkan orang-orang yang sakit dan mengusir setan-setan.

Pada hari ini kita mendengar kisah Yesus meninggalkan rumah ibadat dan mampir di rumah mertua simon. Ibu mertua Simon sedang sakit demam. Keluarga meminta Yesus untuk menyembuhkannya. Mujizat pun terjadi. Ibu itu sembuh dan melayani Yesus bersama para muridNya. Melayani merupakan tanda syukurnya kepada Tuhan. Tuhan melakukan karya besar di dalam dirinya dan patut disyukuri dalam melayani Tuhan. Banyak di antara kita yang terlalu senang mengalami mukjizat sehingga lupa bersyukur dan melayani Tuhan. Ada juga di antara kita yang menunggu kalau ada kesulitan baru mereka datang lagi kepada Tuhan. 

Di samping menyembuhkan ibu mertua Simon, Yesus juga menyembuhkan banyak orang sakit dengan aneka penyakit yang mereka alami. Bagaimana caranya? Ia memberi berkat dengan meletakkan tanganNya atas mereka sehingga mereka pun sembuh. Setan-setan pun takluk dan keluar sambil  berteriak: “Engkau adalah Anak Allah”. Dia sungguh-sungguh Mesias yang dinantikan. Maka pada bagian akhir perikop Injil, Yesus berkata: "Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Yesus mewujudkannya dengan mewartakan Injil ke dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Sikap hidup Yesus sebagai misionaris juga dialami kemudian oleh Paulus yang menjadi rasul atas kehendak Allah dan Timotius. Mereka merasa bahagia ketika mendengar berita tentang perkembangan rohani jemaat di Kolose dari Epafras. Oleh karena itu mereka menyapa jemaat di Kolose sebagai saudara-saudara yang kudus dan yang percaya kepada Yesus Kristus. Sukacita Paulus dan Timotius diungkapkan dalam doa pujian dan syukur kepada Allah karena gereja muda ini sungguh-sungguh bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus dan mencintai Yesus Kristus dan para kudus Allah. Paulus juga mengharapkan agar Injil yang sudah diterima itu dapat berbuah melimpah dalam hidup mereka. Dengan demikian nama Yesus Kristus semakin dimuliakan. 

Bacaan Injil hari ini mengatakan tentang realitas hidup manusia di hadirat Tuhan. Ada sakit penyakit yang dialami oleh manusia. Manusia juga dikuasai setan dan roh-roh jahat sehingga jatuh dalam dosa-dosa yang sama. Pada hari ini iman kita diteguhkan karena Yesus Tuhan kita ternyata luar biasa. Segala penyakit dikalahkan, setan pun tunduk kepadaNya. Yesus, Allah yang menyelamatkan, memang luar biasa. Jawaban kita atas kesembuhan adalah mengakuiNya sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat kita. Wujud pengakuan iman kita kepada Yesus adalah melayaniNya setiap waktu. Apakah kita siap untuk melayani Tuhan dan sesama setelah diselamatkanNya? Ingatlah: "Sesudah dirimu diselamatkan, jadilah saksi Kristus".

Doa: Tuhan, Engkau tahu bahwa di dunia ini banyak saudara-saudari kami yang sakit. Kami mohon kepadaMu, semoga Engkau menjamah dan menyembuhkan mereka. Jadikanlah mereka pelayan-pelayanMu juga. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment