Hari Rabu, Pekan Biasa XXV
Ezr 9:5-9
Mzm (Tobit) 13:2.4.6.7.8
Luk 9:1-6
Sebab Tuhan Juga Setia Selamanya
Setiap orang
memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada sepasang suami istri. Mereka sudah
menikah 25 tahun dan memiliki anak-anak yang sudah bertumbuh dewasa. Meskipun
sudah jelas di dalam Injil Tuhan Yesus katakan “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya
menjadi satu daging. Demikian mereka bukan lagi dua melainkan satu karena apa
yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia” (Mat 19:5-6). Namun
manusia selalu memiliki keterbatasan sehingga jatuh dalam dosa ketidaksetiaan.
Tuhan Yesus mengatakan “keduanya menjadi satu daging” merupakan sebuah
persekutuan ilahi dalam persekutuan jasmani. Orang hanya bisa setia kalau
memiliki iman. Apa yang terjadi dengan pasutri ini? Setelah mencapai dua puluh
lima tahun menikah ternyata kalimat “keduanya
menjadi satu daging” diuji. Keluarga yang tadinya dinilai bahagia diguncang
oleh issue kehadiran pribadi lain di dalam keluarga itu. Benar tidaknya issue
hal ini tentu menjadi gejolak tersendiri di dalam keluarga sehingga relasi
suami dan istri menjadi tegang. Satu hal yang masih menjadi keyakinan di dalam
keluarga adalah ketika sang istri berkata: “Sebab Tuhan juga setia selamanya,
saya juga akan setia selamanya”.

Bacaan
pertama hari ini dari Kitab Ezra. Selama beberapa hari ini kita mendapat
informasi bahwa para raja Persia yang tidak mengenal dan mengimani Allah Israel
seperti Koresh, Darius dan Artahsastra memerintahkan serta mendukung dengan
upeti untuk kelancaran pembangunan Bait Allah. Bait Allah juga sudah selesai
dan dikuduskan oleh para imam dan Lewi. Kini Bait Allah menjadi shekina atau
tempat Allah bersemayam. Semua orang datang dan merayakan Paskah di rumah
Tuhan. Sambil memandang Bait Allah, Ezra menyadari kehadiran Allah di
tengah-tengah mereka padahal mereka adalah orang berdosa. Bahkan ketika ia
menyadari dosa-dosa Israel maka ia mengoyakkan pakaian dan jubah, dan duduk
tertegun. Ia berlutut dengan jubahnya
yang koyak dengan tangan terangkat ia berdoa supaya Tuhan jangan menjauhi
mereka karena dosa dan salah yang mereka lakukan. Ezra adalah figure seorang
pemimpin yang ideal. Ia tidak mempersalahkan manusia di hadirat Tuhan tetapi ia
memohon supaya semua dosa mereka diampuni. Ia juga menyadari penyertaan Allah
ditengah-tengah umat Israel.

Sabda Tuhan
pada hari ini membantu kita untuk bertumbuh sebagai pribadi yang setia kepada
Tuhan.Sebagai manusia memang memilik banyak kelemahan, Tetapi di dalam
kelemahan-kelemahan itu Tuhan mau menunjukkan sesuatu yang indah yakni
mengikutiNya dari dekat, meniru semua teladan hidupnya dan mencapai kekudusan.
Tuhan selalu menguatkan kita semua yang lemah untuk menjadi kuat sehingga dapat
melayaniNya.Injil Tuhan dapat di kenal hingga ujung dunia kalau kita tekun
mendengar, merenungkan dan menjadi pelaku Firman itu sendiri.
Doa: Tuhan kami berterima kasih kepadaMu karena kasih dan
kebaikanMu selalu Engkau limpahkan bagi kami semua.
PJSDB
No comments:
Post a Comment