Anggur baru di dalam kantong yang baru
Saul telah diurapi oleh Samuel menjadi Raja Israel. Tentu saja Israel mengharapkan perubahan terutama dalam mewujudkan hukum kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Demikian pula raja Saul diharapkan melindungi Israel dari para musuh. Hal-hal ini diharapkan Tuhan dalam diri Raja Saul. Namun Saul dan rakyat Israel tidak mendengar suara Tuhan. Ketika menaklukan orang-orang Amalek, mereka mengambil jarahan dan melakukan kejahatan di hadapan Tuhan. Hasil jarahan itu mereka persembahkan kepada Tuhan. Samuel menegur Saul dengan mengatakan bahwa yang terpenting adalah mendengar dan memperhatikan bukan korban bakar hasil jarahan itu dan lemak-lemaknya.
Usaha menghayati hukum-hukum Tuhan kadang-kadang dilakukan secara dangkal. Dengan melakukan hal-hal lahiria maka orang berpikir sudah cukup dalam melakukan hukum-hukum Tuhan. Seharusnya segala sesuatu untuk Tuhan itu berasal dari dalam hati dan dilandasi oleh kasih yang sempurna. Berpuasa adalah hal pokok yang diperbincangkan oleh orang-orang yang melihat murid-murid Yohanes dan kaum Farisi berpuasa sedangkan murid-murid Yesus tidak berpuasa. Yesus menyebut diriNya sebagai mempelai yang sedang hadir dan membawa sukacita maka layaklah untuk tidak berpuasa. Berpuasa ketika mempelai diambil dari mereka. Kehadiran Kristus adalah sukacita besar sedangkan penderitaanNya adalah saat di mana orang berpuasa dan bertobat. Laksana anggur baru yang seharusnya menempati kantong yang baru demikian Yesus hendaknya memiliki tempat dalam hati yang baru, hati yang sudah bertobat.
Hidup baru! Ini adalah harapan dari orang yang dibaptis, dan yang mengulangi janji babtisnya untuk mengikuti Yesus dari dekat. Konsekuensinya adalah orang harus memiliki kemampuan untuk mendengar Tuhan dan memperhatikan hukum-hukumNya terutama hukum kasih. Persekutuan dengan Tuhan Yesus sang Mempelai sejati hendaknya dirasakan sebagai sukacita yang besar. Dia laksana anggur baru yang diisi di dalam kantong baru. Anggur adalah simbol kasih Tuhan yang hendaknya memiliki tempat dalam hidup baru manusia.
Betapa agungnya martabat manusia ketika mengenal dirjnya dengan baik dan bertobat secara radikal di hadirat Tuhan. Betapa indahnya hidup manusia ketika diselimuti oleh kasih dan pengampunan Tuhan yang tiada batasanya. Hidup baru berarti layak dihadirat Tuhan. Hidup baru berarti ada sukacita dan pengampunan Tuhan. Apakah anda merasakannya saat ini?
PJSDB
No comments:
Post a Comment