Bar 5:1-9
Mzm 126: 1-2ab.2cd-3.4-5.6
Flp 1:4-6.8-12
Luk 3:1-6
Keselamatan dari Tuhan!
Sambil menyiapkan homili hari Minggu ini, saya terinspirasi oleh sebuah lagu rohani yang kebetulan sedang saya nikmati. Inilah lirik lagu yang sudah populer itu: “Tertindih beban berat; Dosa dunia menjerat; Lalu kudatang pada Yesus; Dia ubah sluruh hidupku; Bertemu juru selamatku; Sejak Dia sucikanku; Ku tak mau henti puji Dia; Kupuji Tuhan slamanya; Dia jamah o Dia jamah; Dia bri damai di hatiku; Semua tlah berubah dan aku tahu; Dia jamah kujadi baru.” Tuhan menjamah kita semua menjadi baru karena keselamatan berasal dariNya. Dialah satu-satunya Penyelamat kita, bukan salah satu penyelamat kita.
Kita memasuki pekan kedua Adven dengan tema “Semua orang melihat keselamatan yang datang dari Tuhan”. Pada pekan pertama adven kita semua dibimbing oleh nabi Yesaya untuk mengerti rencana keselamatan Tuhan sejak masa Perjanjian Lama. Nubuat Yesaya kelihatan masih samar-samar tetapi memiliki kekuatan untuk menyiapkan kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Dia mulai bernubuat tentang saat yang tepat di mana Tuhan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud, keselamatan dari Tuhan itu sifatnya universal, karya Roh Kudus dalam diri umat beriman, perjamuan, gunung batu, terang, dan belas kasih. Semua nubuat Yesaya ini kelihatan masih samar-samar tetapi sudah punya tujuan yang jelas yaitu keselamatan yang datang dari Tuhan. Itu sebabnya orang perlu menyiapkan diri untuk menyambut kedatanganNya.
Barukh dalam bacaan pertama bernubuat tentang masa depan gemilang yang akan dirasakan oleh umat Israel. Segala penderitaan dan penghambaan yang mereka alami di Babel akan berakhir. Keselamatan akan datang dari Tuhan dan merupakan karya agung yang akan terlaksana dengan sempurna dan semua orang akan mengalami kedamaian sejati. Barukh bernubuat, “Hai Yerusalem, hendaklah engkau menaggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu lalu mengenakan perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya. ..Engkau akan diberi nama ‘Damai Sejahtera-Hasil Kebenaran dan Kemuliaan-Hasil Takwa”. Barukh juga bernubuat bahwa Israel dengan masa lalu yang gelap akan melihat terang dan berkumpul kembali di Yerusalem. Mereka bersukaria karena Allah mengingat mereka.
Mengapa Israel bersukaria? Karena Tuhan mengingat mereka dan mereka kembali menjadi anak-anakNya. Sebelumnya mereka mengalami penderitaan: “Dahulu mereka pergi daripadamu dengan berjalan kaki, digiring oleh musuh. Kini mereka dikembalikan kepadamu oleh Allah...Israel akan dituntun dengan sukacita oleh Allah dan cahaya kemuliaanNya, dan dengan belas kasihan serta kebenaranNya”.
Bacaan pertama ini memberi motivasi tersendiri bagi kita untuk menanti kedatangan Tuhan dengan suka cita. Mengapa? Karena masing-masing kita juga mengalami pengalaman Babel dalam bentuk yang berbeda-beda. Masing-masing kita memiliki persoalan hidup yang berbeda-beda. Persoalan yang menantang kita sampai ke titik ekstrim yaitu mempertanyakan eksistensi Allah: “Kalau Allah mahabaik, mengapa ada penderitaan, kemalangan, dan kejahatan di bumi?” Namun belajar dari pengalaman bangsa Israel, mereka mengalami keselamatan karena Tuhan mengasihi mereka. Allah memberi damai sejahtera, belas kasih dan kebenaranNya bagi kita semua yang percaya kepadaNya.
Belas kasihan Tuhan menjadi satu tema pewartaan Paulus bagi jemaat di Filipi. Di dalam Bacaan Kedua, Paulus menunjukan leadershipnya dengan mendoakan anggota-anggotanya. Paulus menulis: “Saudara-saudara, setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil dari hari pertama sampai sekarang. Aku yakin bahwa Allah telah memulai karya yang baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai pada hari Kristus Yesus.” Doa adalah persekutuan kasih dengan Tuhan sendiri. Maka apa yang dilakukan oleh Paulus adalah teladan yang bagus bagi jemaat di Filipi untuk merasakan kasih Tuhan. Doa bagi Paulus adalah sebuah kebutuhan yang vital bersama Tuhan.
Inti doa dari Paulus bagi jemaat di Filipi adalah semoga kasih mereka semakin melimpah, sehingga mereka juga dapat memilih mana yang baik di hadirat Tuhan. Konsekuensinya adalah mereka dapat hidup suci dan tidak bercacat sampai hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Doa Paulus menjadi doa gereja bagi jemaatnya untuk selalu terbuka kepada Tuhan, mewujudkan kesucian dalam panggilannya dan layak menerima Tuhan. Pertanyaan bagi kita adalah, apakah kita memahami dan menyadari apa yang kita doakan? Apakah kita bersikap sosial dalam doa-doa kita atau kita lebih banyak mendoakan diri kita sendiri. Kita perlu membenahi hidup doa kita dalam masa adventus ini.
Akhirnya Lukas dalam bacaan Injil, menghadirkan figur inspiratif yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes dipilih Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan dengan seruan tobat. Sebagai wujud konkret seruan tobat, ia membaptis banyak orang di sungai Yordan. Baptisan Yohanes disebut baptisan pertobatan. Semangat pertobatan yang dibangun oleh setiap pribadi akan membuat semua orang dapat melihat keselamatan yang dari Tuhan. Semua orang termasuk para penguasa dunia Romawi saat itu untuk melihat terang dan keselamatan dalam diri Yesus Kristus. Pertanyaan bagi kita adalah apakah kita juga menjadi jalan yang baik yang dapat dilalui orang untuk bertemu dengan Yesus? Atau kita juga tidak lebih dari sebuah jalan jelek yang menghalangi orang untuk bertemu dengan Tuhan?
Sabda Tuhan hari ini sangat kaya maknanya. Biarkan semua orang melihat keselamatan dari Tuhan. Dialah satu-satunya pokok keselamatan kita. Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat kita. Dengan demikian tinggalkanlah segala jimat dan kuasa-kuasa duniawi. Yesus adalah segalanya dan tidak ada yang lain. Sabda Tuhan juga memampukan kita untuk memahami semua pengalaman hidup harian kita. Masing-masing kita memiliki pengalaman Babel, ada suka dan duka sendiri. Namun demikian Tuhan tidak pernah membiarkan umatNya menderita dalam Babel kehidupan. Dia akan berusaha menyadarkan dan menyiapkan keselamatan. Apakah anda percaya kepada Tuhan? Nantikanlah keselamatanNya!
Doa: Tuhan, selamatkanlah kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment