Yes 26:1-6
Mzm
118:1.8-9.19-21.25-27
Mat 7:21.24-27
Hanya Dialah Gunung
Batuku!
Pada pertengahan bulan Agustus tahun 1997 saya tiba di
Yerusalem untuk memulai pendidikan Teologi sebagai calon imam. Dari semua kesan
pertama berada di kota Yerusalem, ada satu yang masih saya ingat: Kota
Yerusalem memiliki bangunan yang umumnya berwarna putih sesuai dengan keadaan
geologisnya. Tembok yang mengitari kota tua Yerusalem berasal dari bata putih.
Demikian juga beberapa perumahan baru dihiasi dengan bata putih. Pengalaman ini
terulang ketika saya melayani di Pulau Sumba. Di daerah Sumba Barat Daya,
masyarakat memiliki usaha menambang bata putih. Dengan peralatan yang sederhana
mereka menambang dan membentuk bata putih dengan ukuran tertentu untuk
membangun rumah-rumah mereka. Saya terpesona dengan Gereja Katedral Weetebula
yang megah. Gereja ini memiliki tembok dari bata putih yang rapi dan tidak
memiliki fondasi. Sudah banyak kali digoyang oleh gempa namun tidak mengalami
kerusakan apa pun.
Apa artinya batu di dalam Kitab Suci? Batu adalah simbol iman
kita kepada Tuhan. Batu juga menjadi simbol kekuatan yang berasal dari Tuhan.
Kitab Mazmur 18;27;40;62 dan lainnya berisikan nyanyian Daud yang mengatakan
Allah sebagai gunung batu atau batu karang (Ibrani, " צור - TSUR"). Allah adalah gunung
batu berarti Dialah satu-satunya perlindungan manusia. Dalam Kitab Perjanjian
Baru, Yesus disebut batu penjuru (Ef 2:20) atau batu karang yang hidup (1Pt 2:4).
Batu senantiasa menjadi simbol yang penting dalam hidup menggereja karena di
samping kita mengingat iman yang berasal dari batu yang Hidup yaitu Yesus
Kristus, kita juga mengingat Hirarki Gereja yang didirikan di atas batu karang
yang tidak lain adalah Petrus atau Kefas.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Kamis pekan pertama Adven
ini memiliki kesamaan karena sama-sama mengatakan tentang batu. Kepada
orang-orang Yahudi yang berada di Babilonia. Yesaya bernubuat: “Di tanah Yehuda akan dinyanyikan nyanyian
ini: Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng
untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya agar, agar masuklah
bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya
dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepadaMu. Percayalah kepada Tuhan
selama-lamanya, sebab Tuhan Sllah adaah gunung batu yang kekal.” (Yes
26:1-4).
Yesaya sedang menghibur bangsa Yahudi yang sedang menderita
di Babel bahwa pada suatu saat yang tepat mereka akan kembali ke Sion. Kota Sion
atau Yerusalem akan dibangun kembali dengan bantuan Tuhan. Dia sendiri yang
memasang tembok dan membuat benteng untuk keselamatan kita. Yerusalem nantinya
menjadi kita kediaman Allah sendiri dan umat pilihanNya yang tetap setia
kepadaNya. Umat Allah saat itu memiliki kepercayaan penuh kepada Yahwe yang
bersemayam di Sion. Pada saat ini kita sebagai Gereja mempercayakan seluruh
hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sahabat bagi kaum papa dan
miskin.
Yesaya tidak hanya mengingatkan mereka untuk memikirkan Sion
tetapi dengan jelas mengatakan tentang kota Babel yang akan diruntuhkan: “Kota-kota
di atas gunung telah ditaklukanNya, benteng-benteng yang kuat telah
dirobohkanNya, diratakanNya dengan tanah dan dicampakkanNya menjadi debu dan
diinjak oleh kaki orang sengsara dan telapak orang-orang lemah” (Yes 26: 5-6).
Kemegahan kota Babel akan runtuh karena kota itu hanyalah buatan tangan manusia
berdosa. Sejalan dengan keruntuhannya ini maka Yerusalem akan membuka tanganNya
dan membiarkan Tuhan masuk dan tinggal bersamaNya. Dia sendiri yang menyiapkan
tempat untuk sisa Israel ini.
Yesus dalam bacaan Injil menekankan kuasa Sabda.
Pribadi-pribadi yang setia pada sang Sabda akan melakukan kehendak Bapa di
dalam Surga. Jadi bukan orang yang hanya tahu berteriak minta tolong kepada
Tuhan tetapi orang yang sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah Bapa di dalam
Surga.Kemampuan mendengar Sabda dan melakukannya adalah suatu kebijaksanaan. Bagi
Yesus, mereka ini seperti orang yang membangun rumah di atas batu. Meskipun
banyak kesulitan namun mereka tidak akan menyerah karena dasar pijakan mereka
adalah Tuhan sendiri. Iman adalah dasar yang kuat supaya orang dapat tahan uji.
Tuhan adalah gunung batu dan benteng pertahanan yang kuat.
Sabda Tuhan hari ini memberikan dorongan kepada kita untuk
memiliki harapan pada pertolongan Tuhan. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Kita
butuh Tuhan sebagai benteng pertahanan kita. Ketika dosa menggoda, kita
memiliki tempat perlindungan yang nyaman yaitu Allah sendiri. Apakah anda
pernah bersyukur karena memiliki Allah yang kuat dan perkasa?
Doa: Tuhan, Engkau adalah gunung batu dan benteng
pertahananku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment