Thursday, December 6, 2012

Renungan 6 Desember 2012

Hari Kamis, Pekan Adven I
Yes 26:1-6
Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27
Mat 7:21.24-27

Hanya Dialah Gunung Batuku!

Pada pertengahan bulan Agustus tahun 1997 saya tiba di Yerusalem untuk memulai pendidikan Teologi sebagai calon imam. Dari semua kesan pertama berada di kota Yerusalem, ada satu yang masih saya ingat: Kota Yerusalem memiliki bangunan yang umumnya berwarna putih sesuai dengan keadaan geologisnya. Tembok yang mengitari kota tua Yerusalem berasal dari bata putih. Demikian juga beberapa perumahan baru dihiasi dengan bata putih. Pengalaman ini terulang ketika saya melayani di Pulau Sumba. Di daerah Sumba Barat Daya, masyarakat memiliki usaha menambang bata putih. Dengan peralatan yang sederhana mereka menambang dan membentuk bata putih dengan ukuran tertentu untuk membangun rumah-rumah mereka. Saya terpesona dengan Gereja Katedral Weetebula yang megah. Gereja ini memiliki tembok dari bata putih yang rapi dan tidak memiliki fondasi. Sudah banyak kali digoyang oleh gempa namun tidak mengalami kerusakan apa pun.

Apa artinya batu di dalam Kitab Suci? Batu adalah simbol iman kita kepada Tuhan. Batu juga menjadi simbol kekuatan yang berasal dari Tuhan. Kitab Mazmur 18;27;40;62 dan lainnya berisikan nyanyian Daud yang mengatakan Allah sebagai gunung batu atau batu karang (Ibrani, " צור - TSUR"). Allah adalah gunung batu berarti Dialah satu-satunya perlindungan manusia. Dalam Kitab Perjanjian Baru, Yesus disebut batu penjuru (Ef 2:20) atau batu karang yang hidup (1Pt 2:4). Batu senantiasa menjadi simbol yang penting dalam hidup menggereja karena di samping kita mengingat iman yang berasal dari batu yang Hidup yaitu Yesus Kristus, kita juga mengingat Hirarki Gereja yang didirikan di atas batu karang yang tidak lain adalah Petrus atau Kefas.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Kamis pekan pertama Adven ini memiliki kesamaan karena sama-sama mengatakan tentang batu. Kepada orang-orang Yahudi yang berada di Babilonia. Yesaya bernubuat: “Di tanah Yehuda akan dinyanyikan nyanyian ini: Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya agar, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepadaMu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Sllah adaah gunung batu yang kekal.” (Yes 26:1-4).

Yesaya sedang menghibur bangsa Yahudi yang sedang menderita di Babel bahwa pada suatu saat yang tepat mereka akan kembali ke Sion. Kota Sion atau Yerusalem akan dibangun kembali dengan bantuan Tuhan. Dia sendiri yang memasang tembok dan membuat benteng untuk keselamatan kita. Yerusalem nantinya menjadi kita kediaman Allah sendiri dan umat pilihanNya yang tetap setia kepadaNya. Umat Allah saat itu memiliki kepercayaan penuh kepada Yahwe yang bersemayam di Sion. Pada saat ini kita sebagai Gereja mempercayakan seluruh hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sahabat bagi kaum papa dan miskin.

Yesaya tidak hanya mengingatkan mereka untuk memikirkan Sion tetapi dengan jelas mengatakan tentang kota Babel yang akan diruntuhkan: “Kota-kota di atas gunung telah ditaklukanNya, benteng-benteng yang kuat telah dirobohkanNya, diratakanNya dengan tanah dan dicampakkanNya menjadi debu dan diinjak oleh kaki orang sengsara dan telapak orang-orang lemah” (Yes 26: 5-6). Kemegahan kota Babel akan runtuh karena kota itu hanyalah buatan tangan manusia berdosa. Sejalan dengan keruntuhannya ini maka Yerusalem akan membuka tanganNya dan membiarkan Tuhan masuk dan tinggal bersamaNya. Dia sendiri yang menyiapkan tempat untuk sisa Israel ini.

Yesus dalam bacaan Injil menekankan kuasa Sabda. Pribadi-pribadi yang setia pada sang Sabda akan melakukan kehendak Bapa di dalam Surga. Jadi bukan orang yang hanya tahu berteriak minta tolong kepada Tuhan tetapi orang yang sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah Bapa di dalam Surga.Kemampuan mendengar Sabda dan melakukannya adalah suatu kebijaksanaan. Bagi Yesus, mereka ini seperti orang yang membangun rumah di atas batu. Meskipun banyak kesulitan namun mereka tidak akan menyerah karena dasar pijakan mereka adalah Tuhan sendiri. Iman adalah dasar yang kuat supaya orang dapat tahan uji. Tuhan adalah gunung batu dan benteng pertahanan yang kuat.

Sabda Tuhan hari ini memberikan dorongan kepada kita untuk memiliki harapan pada pertolongan Tuhan. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Kita butuh Tuhan sebagai benteng pertahanan kita. Ketika dosa menggoda, kita memiliki tempat perlindungan yang nyaman yaitu Allah sendiri. Apakah anda pernah bersyukur karena memiliki Allah yang kuat dan perkasa?

Doa: Tuhan, Engkau adalah gunung batu dan benteng pertahananku. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment