Thursday, December 8, 2011

Renungan 8 Desember 2011


HR. Maria Immaculata
Kej 3: 9-15.20
Mzm 98:1-4; Ul lh 1ab
Ef 1: 3-6.11-12
Luk 1:26-38


Tanpa noda dan cela

Hari ini kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda atau Maria Immaculata. Sejak abad ke-8 di gereja Timur dan banyak tempat di Gereja Barat, Bunda Maria sudah dihormati sebagai dia “yang dikandung tanpa noda.” Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengukuhkan kepercayaan tradisional Gereja ini dan menetapkannya sebagai sebuah dogma. Intinya adalah “Bahwa Perawan Suci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah Yang Mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari noda dosa asal.” Dan karena Bunda Maria dipilih menjadi Bunda Penebus maka ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang amat luhur.

Apa makna hari raya ini dalam kehidupan kristiani?

Pertama, Memahami dosa dan akibat-akibatnya. Dari awal Alkitab, khususnya Kitab Kejadian menggambarkan kepada kita konsep dosa yakni perbuatan manusia melawan kasih Allah. Perbuatan melawan kasih Allah dan dampaknya dalam hidup manusia dan keturunannya. Setelah manusia jatuh dalam dosa maka dosa dapat menguasai seluruh bumi. Berulangkali Tuhan berusaha membaharui dunia dengan isinya (misalnya air bah) dengan maksud akan muncul sebuah generasi baru yang lebih layak di hadirat Tuhan, namun manusia tetap berdosa. Akibat dosa adalah penderitaan, hingga kematian. Tuhan juga konsisten dalam kasihNya sampai mengutus PuteraNya untuk menebus dosa manusia.

Kedua, “Kita menjadi Anak Allah karena Rahmat.” Santo Paulus mengatakan: “Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.” Di samping itu melalui Yesus Kristus kita semua telah ditentukan menjadi anak-anak Allah dan menjadi ahli warisnya. Ini adalah sebuah Injil, Khabar Sukacita! Tuhan Allah tidak menghendaki kehancuran manusia akibat dosa tetapi kehidupan bersama Dia dalam kekudusanNya.

Ketiga, Maria sebagai model kekudusan. Kita selalu berdoa “Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati”. Doa sederhana ini menunjukkan kekudusan Bunda Maria dan perannya sebagai pendoa bagi kita. Maria adalah orang kudus yang siang malam melayani Tuhan.

Bunda Maria terkandung tanpa noda menginspirasikan kita dalam masa adventus ini untuk menyadari makna kekudusan atau “hidup tak bercacat di hadapan Tuhan.” Mengapa? Karena kita selalu lupa bahwa sebelum dunia dijadikan Tuhan sudah merencanakan dan menentukan kita untuk menjadi kudus dan tak bercacat di hadapanNya.

Doa kita: Bunda Maria, doakan kami untuk menjadi kudus seperti engkau sendiri. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment