Marilah kita pergi ke Betlehem
Tuhan,
melalui Nabi Yesaya berusaha meyakinkan Bangsa Israel dengan sapaan bernada
optimis: “Lihat Penyelamatmu datang!” Kedatangan sang penyelamat harus disambut
dengan gembira. Mereka harus membuka pintu-pintu gerbang Yerusalem untuk
menyambut raja yang menyelamatkan. Tangan mereka harus terbuka untuk menyambut
karena dialah yang akan membebaskan mereka dari ketakutan dan kegelisahan. Bagi
mereka yang terbuka untuk menerima sang penyelamat akan disebut bangsa yang
kudus, orang-orang tebusan Tuhan.
Tuhan
menyelamatkan bangsa Israel dari ketakutan dan kegelisahan semata-mata karena
belaskasihanNya. Tuhan berjanji untuk menyelamatkan mereka dan janjinya
sungguh-sungguh terpenuhi. St. Paulus dalam suratnya kepada Titus juga
mengulangi keagungan Tuhan ini. Keselamatan manusia adalah sebuah anugerah yang
istimewa dari Tuhan. Semua ini bukan karena jasa manusia tetap semata-mata
karena belas kasih Tuhan yang begitu besar kepada manusia. Titus sebagai pemimpin
jemaat diharapkan untuk menyadarkan komunitasnya supaya terbuka pada
keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan. Sakramen Pembaptisan yang diterima
menjadi kekuatan tersendiri bagi manusia untuk menyadari keselamatan. Karya Roh
Kudus dan jasa Yesus Kristus yang diimani berkat pembaptisan ini mendorong
manusia untuk semakin setia kepada Tuhan.
Keterbukaan
pada karya Tuhan di dalam hidup ini mendorong setiap orang percaya untuk selalu
siap mewartakan Kristus dengan cara apa saja. Lukas memilih pribadi-pribadi
yang siap menjadi pewarta kabar sukacita kelahiran Yesus:
Pertama,
Para gembala adalah orang-orang sederhana yang dipilih Tuhan untuk mendengar
warta sukacita kelahiran Yesus. Mereka begitu terbuka dan siap menjadi pewarta:
“Marilah kita pergi ke Betlehem untuk
melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita”.
Sikap yang mereka miliki sebagai misionaris adalah: “Mereka cepat-cepat berangkat ke Bethlehem dan mendapati Maria dan
Yosef serta bayi yang terbaring di dalam palungan.” Para gembala juga
bersukacita dan memuji Allah karena pengalaman iman itu sungguh terwujud
seperti warta para malaikat.
Kedua,
Bunda Maria adalah misionaris sejati. Pengalaman Bethlehem adalah pengalaman
yang luar biasa! Ada sukacita karena kelahairan Yesus sebagaimana ia terima
dari kabar malaikat Gabriel. Dukacita karena Puteranya Yesus lahir dalam suasana
penuh dengan kesederhanaan. Ia menyimpan semua perkara itu di dalam hati dan
merenungkannya.
Ketiga,
Yosep adalah pribadi yang diam tetapi menunjukkan tanggungjawabnya sebagai
bapa. Dia mencari jalan bagaimana Maria dan Yesus dapat berbahagia dalam
situasi yang sulit.
Natal
bukanlah peristiwa iman yang dihiasi dengan kemegahan duniawi. Perayaan iman
ini perlahan-lahan menjadi sangat duniawi, komersil! Padahal sabda Tuhan pagi
ini justru membuat semua orang patut merenungkannya: siap menjadi misinonaris
yang mewartakan Injil, siap untuk membawa cinta kasih Bapa dalam diri PuteraNya
kepada sesama yang miskin dan membutuhkan uluran tangan kasih setiap pribadi. Bunda
Maria menginspirasikan kita untuk menyadari semua perkara kehidupan kita. Kita
patut merenungkan dan menyimpan semuanya di dalam hati kita masing-masing.
Jadilah orang yang bertanggung jawab seperti St. Yosep.
Seiring
dengan terbitnya matahari baru, jadilah saksi Kristus.
PJSDB
No comments:
Post a Comment