Hari Selasa, Pekan Biasa XIII
Kej 19:15-25
Mzm 26:2-3.9-10.11-12
Mat 8:23-27
Badai Kuteduhkan!
El Shaddai
adalah salah satu sapaan kepada Yahwe dalam agama Yahudi. Shaddai sendiri adalah nama
salah seorang dewa dalam agama
orang-orang Kanaan. El Shaddai berarti Allah yang Mahakuasa (God Almighty). Sebagai ciptaan Tuhan yang paling
mulia, kita juga akrab dengan sapaan yang sama. Allah yang kita imani adalah
Allah yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, segala sesuatu yang
kelihatan dan tidak kelihatan. Allah yang Mahakuasa memiliki kehendak yang
besar kepada manusia dan segala ciptaan lainnya. Satu hal yang penting adalah bagaimana
setiap pribadi taat kepada kehendak Tuhan Allah. Ketaatan kepada kehendak Tuhan dapat
diwujudkan dalam kemampuan untuk mendengar dan melakukan semua sabdaNya.
Penginjil
Matius hari ini memberikan sebuah kisah Yesus yang penuh kuasa sehingga fenomena alam pun tunduk kepadaNya. Dikisahkan bahwa pada suatu kesempatan
Yesus naik ke dalam perahu dan seperti biasanya para murid mengikuti Dia.
Begitu Yesus masuk ke dalam perahu itu, Ia merasa ngantuk dan tertidur. Yesus sebagai Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala karena Ia selalu berkeliling dan berbuat
baik. Ia tentu saja kelelahan sehingga butuh waktu istirahat. Namun pada
kesempatan itu terjadi angin sakal di Danau dan perahu itu ditimbus gelombang besar. Perlu
diketahui bahwa secara geografis, danau Galilea letaknya 315m di bawah
permukaan laut tengah. Danau ini dikelilingi oleh bukit-bukit maka wajar kalau
kadang terjadi angin sakal yang membahayakan.
Reaksi yang
dberikan oleh para murid terhadap fenomena alam yang terjadi adalah rasa takut, gelisah dan cemas.
Padahal para murid adalah nelayan-nelayan yang tentu saja sudah mengenal
fenomena alam ini tetapi mereka masih takut juga. Dengan penuh
ketakutan mereka berkata kepada Yesus: “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Reaksi
Yesus adalah bertanya kepada mereka: “Mengapa kalian takut, hai orang yang
kurang percaya?” Yesus menghardik angin dan danau. Angin redah dan danau
menjadi tenang. Peristiwa ini membuat para murid terheran-heran dan bertanya, “Orang
apakah Dia ini, sehingga angin dan Danau pun taat kepadaNya?”
Kisah Injil
ini selalu masuk di dalam pengalaman keseharian kita. Banyak kali kita merasa
takut dengan peristiwa-peristiwa yang mengancam kehidupan. Banyak kali kita
merasa takut dengan masa depan, pengalaman-pengalaman hidup yang kiranya dapat
menghalangi pertumbuhan hidup kita, penderitaan dan kemalangan. Banyak orang memlih menjauh dari Tuhan karena pengalaman penderitaan dan kemalangan. Santo Paulus pernah mengatakan bahwa semua pengalaman ini tidak akan memisahkan kita dari kasih Allah
yang ada di dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Rom 8:39). Tuhan Yesus sendiri juga berkata, “Jangan
kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa
membunuh jiwa; takutlah terutama Dia yang berkuasa membinasakan jiwa maupun
tubuh di dalam neraka” (Mat 10:29).
Kisah Injil
hari ini juga membantu kita untuk memahami penyertaan Tuhan yang tiada habisnya
bagi Gereja. Ia sendiri berkata, “Aku akan menyertai kalian senantiasa sampai
pada akhir zaman” (Mat 28:29). Para murid memang mengalami penyertaan Tuhan
Yesus hingga di dalam perahu, tetapi mereka sendiri tidak menyadarinya. Ketika
ada angin sakal, mereka mudah putus asa dan merasa takut kalau mereka akan binasa
oleh angin. Tetapi Tuhan hadir dan meneduhkan angin dan danau. Kehadiran dan
penyertaan Tuhan ini hendaknya tetap dirasakan oleh setiap pribadi. Kristus
menyertai Gereja, Kristus menyertai setiap pribadisebagai anggota Gereja. Ia hadir di dalam hidup
setiap orang yang percaya kepadaNya. Pertanyaan bagi kita adalah apakah masing-masing
pribadi merasakan kehadiran Kristus? Apakah masing-masing pribadi merasakan
penyertaan Tuhan Yesus di dalam hidupnya?
Gereja juga bagai bahtera. Di dalam sejarah Gereja, Gereja mengalami banyak angin sakal. Dalam satu dekade terakhir muncul banyak hal yang nyaris menghancurkan Gereja. Para imam dan uskup yang tidak setia dalam selibat melakukan pedofilia atau pelecehan terhadap anak-anak. Berita-berita ini membuat wajah gereja tercoreng dan orang berpikir seperti badai yang nyaris menghancurkan Gereja. Pada tanggal 28 Juni 2013 yang lalu muncul berita tentang Uskup Nunzio Scarano yang dituduh melarikan jutaan Euro ke Italia dengan jet pribadi. Semua berita seputar Vatikan juga turut menggemparkan seluruh Gereja katolik. Apakah badai ini akan berlalu? Satu jawaban pasti adalah ya, karena Gereja bukan didirikan oleh manusia tetapi oleh Tuhan sendiri. Anggota gereja memang orang berdosa tetapi Tuhan yang mendirikan Gereja adalah kudus adanya. Tuhan akan tetap menyertai GerejaNya.
Di dalam bacaan pertama, Tuhan menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya dari hujan belerang yang membakar serta menghancurkan Sodom dan Gomora. Abraham memang sudah bernegosiasi dengan Tuhan tetapi manusia tidak berubah menjadi orang benar. Itu sebabnya Tuhan hanya menyelamatkan Lot yang bertakwa kepadaNya dan karena Lot adalah kerabat Abraham. Keadilan Tuhan terletak pada kasihNya kepada orang yang berharap kepadaNya. Tuhan bisa juga murka dengan kita semua kalau kita mengalami kasihNya tetapi kita tidak percaya kepadaNya. Mari kita berdoa bersama pemazmur: "Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setiaMu!"
Gereja juga bagai bahtera. Di dalam sejarah Gereja, Gereja mengalami banyak angin sakal. Dalam satu dekade terakhir muncul banyak hal yang nyaris menghancurkan Gereja. Para imam dan uskup yang tidak setia dalam selibat melakukan pedofilia atau pelecehan terhadap anak-anak. Berita-berita ini membuat wajah gereja tercoreng dan orang berpikir seperti badai yang nyaris menghancurkan Gereja. Pada tanggal 28 Juni 2013 yang lalu muncul berita tentang Uskup Nunzio Scarano yang dituduh melarikan jutaan Euro ke Italia dengan jet pribadi. Semua berita seputar Vatikan juga turut menggemparkan seluruh Gereja katolik. Apakah badai ini akan berlalu? Satu jawaban pasti adalah ya, karena Gereja bukan didirikan oleh manusia tetapi oleh Tuhan sendiri. Anggota gereja memang orang berdosa tetapi Tuhan yang mendirikan Gereja adalah kudus adanya. Tuhan akan tetap menyertai GerejaNya.
Di dalam bacaan pertama, Tuhan menunjukkan kuasaNya untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya dari hujan belerang yang membakar serta menghancurkan Sodom dan Gomora. Abraham memang sudah bernegosiasi dengan Tuhan tetapi manusia tidak berubah menjadi orang benar. Itu sebabnya Tuhan hanya menyelamatkan Lot yang bertakwa kepadaNya dan karena Lot adalah kerabat Abraham. Keadilan Tuhan terletak pada kasihNya kepada orang yang berharap kepadaNya. Tuhan bisa juga murka dengan kita semua kalau kita mengalami kasihNya tetapi kita tidak percaya kepadaNya. Mari kita berdoa bersama pemazmur: "Ya Tuhan, mataku tertuju kepada kasih setiaMu!"
Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan keluarga, komunitas dan
Gereja sebagai satu bahtera. Ada saja angin sakal yang datang dari dalam dan luar yang hendak menghancurkannya. Banyak keluarga yang memiliki angin sakal ketika orang tida setia pada komitmennya. Banyak komunitas yang hamcur karena tidak setia pada komitmen untuk menghayati nasihat-nasihat Injil. Gereja nyaris hancur karena dosa orang-orang tertentu di dalam Gereja. Hanya ada satu yang baik yaitu kasih Tuhan yang tidak berubah dahulu, sekarang dan selamanya. Ia adalah Kasih yang menguduskan dan menghidupkan Gereja. Apa peranmu dalam usaha menguduskan Gereja?
Doa: Tuhan,
kadang-kadang kami takut dengan hidup dan masa depan. Kami kurang percaya akan
kuasaMu. Bantulah kami untuk bertumbuh di dalam iman dan kepercayaan kepadaMu.
Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment