St. Yoakim
dan St. Anna
Sir
44:1.10-25
Mzm
132:11.13-14.17-18
Mat 13:16-17
Memuji orang-orang yang
termashyur
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik memperingati St. Yoakim
dan St. Ana, orang tua dari Bunda Maria. Keduanya dikenal sebagai keturunan
raja Daud. Mereka adalah orang yang setia melakukan kewajiban agama, dan setia
mengasihi dan mengabdi Allah. Oleh karena itu mereka layak di hadirat Allah dan
ikut serta dalam karya keselamatan manusia. Berdasarkan kisah-kisah dalam
buku-buku pada abad kedua, diceritakan bahwa Yoakim dan Ana menanti kelahiran
seorang anak. Mereka cukup lama menunggu dan mungkin saja St. Ana juga bertanya
kapan Tuhan dapat menganugerahkan anak kepadanya. Masa penantian itu diisi
dengan doa tanpa henti kepada Yahwe. Mereka juga menyempatkan diri untuk
berziarah ke Yerusalem untuk berdoa di dalam Bait Allah. Ia berjanji bahwa
kalau saja Tuhan mendengar doa-doanya maka ia akan mempersembahkan anak itu
kepada Tuhan. Konon Tuhan mengunjungi Ana dan menyampaikan kabar sukacita bahwa
ia akan melahirkan seorang anak perempuan yang dapat membawa sukacita besar
bagi dunia. Nama Yoakim berarti persiapan bagi Tuhan, sedangkan Ana berarti
rahmat atau karunia.
Bacaan-bacaan dari Kitab Suci pada hari ini mengingatkan kita
pada figur orang tua. Di dalam bacaan pertama penulis Putra Sirakh mengajak
kita untuk mengingat-ingat nama orang-orang yang berjasa di dalam kehidupan
kita. Ia menulis: “Kami hendak memuji
orang-orang termashyur, para leluhur kita menurut urutannya.” Mengapa nama mereka patut dipuji? Karena mereka adalah
orang-orang baik. Dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang kesayangan,
kebajikannya tidak akan terlupa, dan diwariskan turun temurun. Keturunan mereka
juga lestari untuk selamanya. Ketika meninggal dunia, mereka juga akan
dikuburka dengan wajar. Hanya ada satu yang tertinggal yaitu nama. Orangnya
boleh meninggal dunia, tetapi namanya akan tetap hidup selamanaya. Nama mereka
dikenal karena kebaikan dan kemasyhuran. Nama mereka juga akan hidup terus.
Ketika merayakan ekaristi saya pernah bertanya kepada seorang
anak: “Apa yang engkau pikirkan tentang
orang tuamu?” Ia memulai litani yang panjang tentang kebaikan dan kelemahan
kedua orang tuanya. Namun demikian situasi berubah. Apa yang ia ingin terus
merasakannya? Ia menjawab, “Aku butuh kehadiran dan kasih sayang orang tuaku”. Jawaban sederhana ini sungguhlah
mendalam. Anak-anak dari masa kecilnya butuh kasih sayang dan kebaikan hati orang tua. Bunda
Maria pasti mendapatkan semua ini dari Yoakim dan Ana sebagai rahmat istimewa
dari Allah Bapa. Kekudusan dan kebaikan mereka dapat membantu kita untuk dapat berjalan
menuju kekudusan.
Penginjil Matius melaporkan sebuah wejangan singkat dari
Tuhan Yesus. Ia mengatakan bahwa banyak nabi dan orang benar pernah berpikir,
berandai untuk melihat Yesus Putera Allah tetapi ternyata mereka tidak dapat
melihatNya. Hanya para murid yang dipilih oleh Tuhan untuk melihat
dan mendengar semua perkataanNya. Oleh karena itu Ia berkata: “Berbahagialah matamu karena telah melihat. Berbahagialah telingamu
karena telah mendengar.” Perkataan Yesus kepada para muridNya
juga tetap aktual di dalam Gereja. Tuhan tetap menyertai GerejaNya dengan SabdaNya di Kitab Suci, dengan Ekaristi yang dirayakan bersama, di mana
kita merasakan kehadiran nyata Yesus di dalam sakramen mahakudus. Apakah kita pernah
bersyukur karena melihat dan merasakan kehadiran nyata Yesus di dalam sakramen
mahakudus?
Sambil kita
mengingat dan menghormati orang tua Bunda Maria yakni St. Yoakim dan St. Ana,
marilah kita mendoakan orang tua, bapa dan mama, semoga mereka selalu
dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Kiranya mereka selalu menyadari panggilan
untuk membahagiakan keluarga dan menjadi pendidik pertama bagi anak-anak.
Harapan dari anak-anak pada zaman ini adalah selalu merasakan kehadiran dan
pendampingan dari orang tua mereka.
Doa: Tuhan, kami bersyukur atas orang tua yang Engkau
anugerahi kepada kami. Bantulah kami untuk mencintai dan mengabdi sebagai
anak-anak mereka. Berkatilah kami semua. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment