Hari Senin, Pekan Biasa XIV
Kej 28:10-22a
Mzm 91: 1-2.3-4.14-15ab
Mat 9:18-27
Teguhkanlah Hatimu Kepada Tuhan!
Ada seorang gadis
yang untuk pertama kali mengikuti kebaktian di Gereja katolik karena diajak
oleh seorang sahabatnya. Pada saat itu bertepatan dengan perayaan hari kamis
putih maka seperti biasanya pada akhir upacara peringatan malam perjamuan
terakhir, imam bersama umat mengarak sakramen mahakudus dan dilanjutkan dengan
upacara adorasi suci. Ketika pastor dengan pakaian liturginya yang bagus sambil
membawa sakramen mahakudus melewati orang tersebut, ia memandang sakramen
mahakudus dan ingin menyentuh gaun pastor. Dia berhasil menyentuh gaun pastor
dan setelah itu ia merasa begitu damai dan tenang. Dia ingin lebih lama di
depan sakramen mahakudus sambil melihat semua orang khusuk berdoa. Dia sendiri
belum dibaptis dan tidak mengetahui satu doa pun di dalam Gereja katolik. Dia
hanya diam dan memandang Yesus dalam sakramen mahakudus. Setelah pengalaman
rohani menyentuh ujung jubah pastor dan mengikuti adorasi suci dengan bisu
karena belum tahu berdoa maka ia pun meminta untuk belajar agama katolik. Ia bersama
temannya menghadap pastor yang memimpin perayaan kamis putih dan memintanya
menjadi guru. Setelah enam bulan belajar agama katolik, ia dibaptis dan kini
menjadi aktivis Gereja di parokinya.
Pengalaman
gadis ini boleh dikatakan sebagai sebuah pengalaman iman yang sederhana tetapi
sangat bermakna. Tuhan memanggil orang untuk mengikutiNya sesuai kehendakNya.
Orang-orang pilihanNya pun sederhana, memiliki banyak kelemahan dari pandangan
manusiawi. Ia sendiri berkata: “Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yoh
15:16). Tuhan juga yang memiliki kehendak untuk menyelamatkan manusia.
Penginjil
Matius hari ini mengisahkan kisah Yesus membuat dua mukjizat tertentu. Mukjizat
dapat terlaksana Karena iman yang teguh kepada Yesus. Mukjizat pertama: Ada
seorang kepala rumah ibadat, datang dan meminta Yesus untuk memberkati anaknya
yang barusan meninggal dunia supaya dapat memiliki kembali hidupnya. Yesus melihat
imannya dan bersama para muridNya mengikuti kepala rumah ibadat itu ke rumahnya.
Sesampai di rumah, suasana perkabungan mulai terasa. Yesus mengatakan kepada
orang banyak bahwa anak itu tidak mati. Ia hanya tidur saja. Orang-orang itu
menertawakan Yesus. Ia memegang tangan anak itu dan membangunkannya. Anak itu
memperoleh hidup kembali. Iman orang tuanya dapat menghidupkan anaknya dari
kematian.
Mukjizat
kedua yang lebih dahulu terjadi adalah dalam perjalanan Yesus dan para murid ke
rumah kepala rumah ibadat, seorang wanita yang memiliki iman yang kuat kepada
Yesus berniat menyentuh ujung jubah Tuhan Yesus supaya menjadi sembuh. Wanita
itu sudah dua belas tahun lamanya menderita sakit pendarahan. Yesus melihat
iman wanita itu dan mengatakan: “Teguhkanlah hatimu, imanmu menyelamatkan dikau.”
Kisah injil ini
menarik perhatian kita. Kepala rumah ibadat tidak putus asa untuk menyelamatkan
putrinya. Ia percaya bahwa Yesus akan melakukan yang terbaik. Maka dia datang
mendekati Yesus dan berbicara terus terang bahwa anaknya sudah mati dan mengharapkan Yesus untuk menghidupkan
kembali. Kepala rumah ibadat adalah model orang yang berdoa dan berharap dengan
polos dan jujur. Kepolosan didasari oleh iman yang teguh. Imannya kepada Yesus
dapat menyelamatkan anaknya. Iman sesama dapat menyelamatkan kita juga. Wanita
yang sudah duabelas tahun mengalami pendarahan bagi orang zamannya di sebut
aib. Dia tidak malu mendekati Yesus dan hanya menyentuh ujung jubahnya. Kuasa
Yesus keluar dan menyembukannya. Ia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Nah,
serahkanlah perkaramu kepada Yesus dan Dia akan menyelesaikannya. St. Petrus
berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara
kamu”. (1Pt 5:7).
Iman yang
kuat membuat Yakub juga menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Ia melakukan
perjalanan dari Bersyeba ke Haran. Karena kemalaman maka ia tidur dengan
meletakan kepalanya di atas batu. Ia bermimpi memlihat sebuah tangga yang
berdiri di bumi dan ujungnya ada di langit. Ada malaikat Tuhan yang naik dan
turun tangga tersebut. Tuhan Allah pun berdiri di sampingnya dan bersabda: “Akulah
Tuhan, Allah Abraham nenek moyangmu dan Allah Ishak”. Setelah memperkenalkan
diriNya, Ia pun berjanji kepada Yakub untuk memberikan tanah kepada
keturunannya, keturunannya juga banyak seperti debu, seluruh bumi akan mendapat
berkat dari keturunan Yakub. Tuhan juga berjanji untuk menyertai, melindungi
dan membawa kembali ke negerinya. Pengalaman iman ini membuat Yakub berkata: “Sesunggunya
Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak tahu. Alangkah dashyatnya tempat ini. Ini
tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang surga”.
Sabda Tuhan
pada hari ini mau mengingatkan kita untuk mengatakan seperti Pemazmur: “Allahku,
padamulah aku percaya”. Dua mujizat yang dilakukan Yesus dalam bacaan Injil
pada hari ini yakni membangkitkan anak perempuan kepala rumah ibadat,
menyembuhkan wanita yang duabelas tahun mengalami sakit pendarahan dan juga
pengalaman Yakub tentang tangga, menunjukkan betapa pentingnya iman kepada
Tuhan. Iman pribadi dan iman sesama dapat menyelamatkan diri kita. Pertanyaan
bagi kita adalah apakah kita sungguh-sungguh beriman? Apakah kita
sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan? Iman yang teguh dapat menyelamatkan diri
kita dan sesama.
Doa: Tuhan,
tambahlah selalu iman kami kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment