Hari Kamis,
Pekan Biasa XXIX
Rm 6:19-23
Mzm 1:1-4.6
Luk
12:49-53
Hidup kekal itu tujuan
kita
St. Paulus melanjutkan pengajarannya tentang
dosa dan rahmat. Ia mengetahui dengan baik keadaan jemaat di Roma dengan
segala kelemahan yang mereka miliki terutama kebiasaan-kebiasaan dosa. Pada
waktu itu seringkali para budak ditukar oleh para majikan. Kalau ada orang
bebas yang berutang kepada seseorang maka orang itu bisa menjual dirinya kepada
pemberi utang sebagai ganti utangnya. Dan aneka pelacuran diri yang menunjukkan
bahwa martabat manusia sungguh-sungguh tidak dihargai saat itu. Itu sebabnya
Paulus berani mengatakan kepada mereka: “Kalian
dahulu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan
kedurhakaan yang membawa kalian kepada kedurhakaan, demikian kalian sekarang
harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa
kalian kepada pengudusan” (Rm 6:19).
Para anggota jemaat di Roma sebelumnya adalah
orang-orang kafir dan perilaku hidupnya di dalam dosa. Paulus
perlahan-lahan mengantar mereka untuk menyadari hidup mereka di masa lalu dan
sekarang di dalam Yesus Kristus mereka beroleh hidup baru sebagai orang merdeka.
Hidup mereka di masa lalu ditandai dengan melacurkan diri. Mereka mencemarkan
anggota-anggota tubuh mereka untuk kepuasan diri dan majikannya. Tetapi dengan
mengenal Kristus yang diwartakan oleh Paulus maka diharapkan supaya mereka
dapat berubah. Mereka beralih dari hamba kelaliman ke hamba kebenaran. Hamba
kelaliman akan membawa kepada kematian. Hamba kebenaran akan membawa kepada
kehidupan kekal.
Pada akhirnya Paulus meyakinkan jemaat di Roma
untuk mendengar semua pengajarannya terutama Kristus yang sedang ia wartakan.
Kristus yang dapat mengubah mereka dari hidup dalam dosa menjadi hidup kudus
dan tak bercela di hadiratNya. Hidup yang beralih dari hamba dosa kepada
kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. Hidup baru yang diberikan oleh Kristus
adalah hidup dalam rahmat dan kasih karunia atau hidup sebagai orang kudus. Menurut
Paulus upah dari dosa dan kelaliman adalah maut tetapi kasih karunia Allah
adalah hidup kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Di sini kita melihat ada semacam gerakan yang
positif dari pengajaran Paulus di Roma. Ia tidak memulai semuanya secara
teoritis tetapi memulainya dari pengalaman hidup jemaat yang konkret. Realitas dosa
memang sedang dialami oleh jemaat di Roma sebelumnya dan saat Paulus menginjili mereka. Tetapi satu
harapan besar dari Paulus adalah pertobatan yang radikal kepada Kristus.
Bertobat berarti menerima kemerdekaan sebagai anak-anak Allah dan hidup kekal
adalah jaminannya. Wejangan Paulus juga menjadi wejangan untuk kita semua. Kita sedang berjalan menuju kepadaNya.
Hidup kekal adalah hidup di dalam Roh. Roh
Kudus dianugerahkan oleh Tuhan kepada semua orang yang percaya kepadaNya. Tuhan
Yesus di dalam bacaan Injil mengatakan bahwa Ia datang ke dunia untuk
melemparkan api ke bumi dan Ia mendambahkan agar api itu tetap menyala. Api di
dalam Kitab Suci memiliki makna yang mendalam. Api menunjukkan tindakan
pengadilan ilahi yang dilakukan Tuhan kepada dunia dan manusia ciptaanNya.
Allah mewahyukan diriNya dalam simbol Api. Misalnya ketika Ia
menampakkan diriNya kepada Musa dalam
belukar menyala (Kel 3:2). Api adalah simbol kemuliaann Tuhan (Yeh 1:4.13); Perlindungan Tuhan kepada umatNya (2Raj 6:17); Kekudusan Tuhan (Ul 4:24); Tuhan adil (Za 13:9); Kuasa Tuhan untuk melawan kaum pendosa dan memurnikannya (Yes
66:15-16; Yeh 38:22). Di dalam Injil api melambangkan Roh Kudus (Mat 3:11;Kis 2:3). Jadi api dari
Tuhan itu sifatnya memurnikan dan membersihkan. Api melambangkan keselamatan
dalam arti Yesus beralih dari kematian kepada kebangkitanNya yang mulia.
Yesus juga mengatakan bahwa Ia datang bukan
untuk membawa damai melainkan pertentangan. Ia menggambarkan bagaimana relasi
antar pribadi di dalam sebuah keluarga akan kacau karena pertentangan satu sama
lain. Butuh damai! Damai adalah anugerah Mesianis yang dijanjikan oleh Tuhan. Namun karena
ketegaran hati manusia maka mereka tidak terbuka, menjadi buta terhadap
keselamatan yang ada di dalam diri Yesus Kristus. Yesus sendiri mengalami
penolakan di mana-mana maka para muridNya juga akan mengalami pengalaman Yesus
di dalam hidup mereka. Pertentangan, penolakan masih ada di dalam Gereja hingga
saat ini. Para murid Kristus menjadi gereja yang dianiaya, tidak diakui hak-hak
hidup dan kebebasan mereka untuk beribada. Dosa masih merajalela di dunia ini.
Itu sebabnya butuh Api yang dapat memurnikan dunia ini. Butuh Roh Kudus yang dapat menguduskan kita semua.
Mari kita menyadari kehadiran dan pendampingan
Tuhan melalui Roh KudusNya di dalam hidup setiap hari sambil bersyukur dan menyembah Dia. Hidup kita
ada di dalam tanganNya. Dialah yang mengampuni dosa-dosa kita dan membawa kita
kepada kehidupan kekal. Itulah tujuan
hidup kita di dunia bahwa kita akan menjadi kudus dan tak bercela di hadirat Tuhan kelak.
Doa: Tuhan, utuslah RohMu yang kudus untuk
menguduskan kami sehingga layak berada di hadiratMu. Datanglah Roh Kudus, jadikanlah
kami menjadi baru. Amen
No comments:
Post a Comment