Hari Minggu Biasa XIII/C
1Raj 19: 16b.19-21
Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11
Gal 5:1.13-18
Luk 9:51-62
Mengikuti Yesus ke Yerusalem
Banyak di
antara kita mungkin pernah mendengar lirik lagu
“Oh Yerusalem” yang dipopulerkan kembali oleh Victor Hutabarat beberapa
tahun yang lalu. Inilah liriknya: “Oh
Yerusalem kota mulia, hatiku rindu ke sana, Oh Yerusalem kota mulia, hatiku rindu ke sana, tak lama lagi Tuhanku datanglah,
bawa saya masuk sana, tak lama lagi Tuhanku datanglah, bawa saya masuk sana.”
Lagu ini dapat menginspirasikan kita untuk mengerti bacaan Injil hari ini. Penginjil
Lukas mengisahkan Yesus yang mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem
sebelum Ia diangkat ke Surga. Yerusalem atau kota damai ini adalah tempat di
mana Ia akan mewujudkan semua rencana dan kehendak Bapa untuk menyelamatkan
umat manusia. Ia mengarahkan pandanganNya ke Yerusalem dengan tekad yang bulat
untuk mewujudkan secara total rencana Tuhan. Tentu saja Yesus sudah tahu apa
yang akan terjadi dengan diriNya.
Perjalanan
yang akan dilewati ke Yerusalem ternyata tidaklah mulus. Ia mengutus beberapa
utusan mendahuluiNya memasuki desa-desa orang Samaria. Namun Yesus mengalami
penolakan karena Ia pergi ke Yerusalem. Hal ini terjadi karena relasi Samaria
(Kerajaan Israel: 1Raj 16:24) dan Yerusalem (Kerajaan Yudea) tidaklah akrab dan damai.
Kedua Kerajaan ini memiliki masa lalu yang berbeda sehingga berdampak pada
penolakan kehadiran Yesus Kristus. Reaksi para rasul dengan adanya sikap orang Samaria
yang memblokir perjalanan Yesus ke Yerusalem adalah memohon sebuah kekerasan bagi orang
Samaria dengan meminta Yesus untuk menurunkan api dari langit. Tetapi Yesus
menegur mereka dengan mengatakan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk
membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya. Mereka pun mengambil rute
perjalanan lain ke Yerusalem.
Dalam
perjalanan melalui rute lain, terjadi percakapan menarik antara calon-calon
pengikut Yesus. Orang pertama datang kepada Yesus dan menyatakan niatnya untuk
mengikuti Yesus tanpa ada syarat apa pun. Orang ini memang unik karena biasanya
Tuhan yang memanggil pribadi tertentu menjadi muridNya, namun orang ini sukarela melamar dirinya untuk menjadi murid Yesus. Namun
Yesus memberi kepadanya persyaratan untuk melepaskan kediamannya yang nyaman.
Yesus berkata: “Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, tetapi Anak
Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Orang kedua, ia langsung dipanggil Yesus untuk mengikutiNya. Tetapi ia memberi satu syarat
kepada Yesus untuk menguburkan ayahnya lebih dahulu. Tetapi syarat ini ditolak oleh Yesus
dan orang itu pun langsung diutusNya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Orang
ketiga, Ia merupakan gabungan orang pertama dan kedua. Ia yang mau mengikuti Yesus
tetapi ia juga memberi satu persyaratan yaitu hendak berpamitan dengan orang
tuanya terlebih dahulu. Kepada orang ini Yesus mengatakan bahwa dengan menunda keputusan dan niat untuk
mengikuti Yesus yang sedang pergi ke Yerusalem, ia tidak layak bagi Kerajaan
Allah.
Kisah Injil
ini memang sangat menarik perhatian kita. Yesus hendak melakukan
perjalanan ke Yerusalem tetapi langsung mengalami penolakan. Hal ini ditanggapi
secara manusiawi oleh para murid dengan meminta Yesus untuk membinasakan mereka
dengan api dari langit tetapi Yesus mengajar mereka untuk sabar dan berdamai dengan
sesama. Yesus memang memiliki satu misi yang agung yakni menyelamatkan semua
orang bukan membinasakan mereka. Di dalam perjalananNya ini, ada orang yang mengatakan
keinginannya untuk mengikuti Yesus ke Yerusalem. Yesus menuntut suatu sikap
yang serius, penuh dedikasi yakni: sikap lepas bebas atas semua kepemilikan,
meninggalkan dosa,dan maju dengan melupakan masa lalu. Banyak kali kita mungkin
secara pribadi mau menunjukkan hasrat kita untuk mengikuti Yesus, memiliki
seribu satu hasrat untuk bersama Yesus dan melayaniNya tetapi semua hasrat itu
murni berasal dari diri kita. Seharusnya Yesuslah yang memanggil kita bukan
kita melamar dan memberi syarat kepada Yesus. Akibatnya kita tidak dapat
memberi yang maksimal untuk Tuhan. Kerajaan Allah adalah mutlak!
Di dalam Bacaan Pertama dari Kitab pertama Raja-Raja, kita mendapat inspirasi cemerlang.
Nabi Elia sebagai utusan Allah mengetahui masa depannya yakni ia akan diangkat
ke Surga. Oleh karena itu Tuhan mengangkat Elisa menjadi nabi yang akan memberi
kesaksian kepada umatNya.Allah senantiasa mencari keselamatan umatNya bukan
kebinasaan. Para nabi diutus Allah bagi umatNya yang setia. Bagaimana proses
terpilihnya Elisa? Dikisahkan bahwa pada suatu ketika Tuhan meminta Elia untuk mengurapi
Elisa bin Safat dari Abel Mehola menjadi nabi. Elisa dipanggil pada saat dia
sedang bekerja sebagai petani yang membajak tanah garapannya dengan dua belas
ekor lembu. Ketika dekat dengan Elisa, Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa.
Reaksi Elisa
adalah meninggalkan pekerjaan dan ternaknya, mengejar Elia dan memberi satu
syarat yakni mencium ayah dan ibunya. Elia mengijinkan Elisa untuk
melakukannya. Elisa membuat perayaan syukur dengan membunuh sepasang lembu,
memasak dengan kayu bajak sebagai kayu api, memberikan daging kepada
orang-orangnya untuk dimakan. Sesudah melakukan semuanya ini, ia pergi
mengikuti Elia dan melayaninya. Kita melihat satu rencana luhur di dalam diri
Elisa. Ia setuju dengan rencana Tuhan melalui nabi Elia. Ia mau mencium orang
tuanya sebagai tanda hormat, meninggalkan mereka dengan segala ternak dan
melayani Tuhan bersama Elia sebelum ia naik ke Surga. Sikap kerelaan,
kesiapsediaan seperti ini adalah tanda murid yang sejati. Ini juga merupakan
keputusan dan komitmen yang bagus untuk menjadi pelayan.
Santo Paulus
dalam Bacaan Kedua memfokuskan perhatian kita lebih khusus lagi untuk menyadari
panggilan kita sebagai orang merdeka. Kamu dipanggil untuk merdeka. Mengapa? Karena
Kristus sendiri telah memerdekakan kita supaya kita benar-benar merdeka.
Merdeka berarti lepas dari kuk perhambaan. Ini memang patut disyukuri. Namun
demikian Paulus juga menasihati jemaat di Galatia untuk tidak menyalahgunakan
kemerdekaan demi kejahatan. Kemerdekaan itu seharusnya menjadi kesempatan bagi
kita untuk bertumbuh dalam kasih. Paulus juga mengharapkan agar jemaat Galatia
hidup oleh Roh. Hidup dalam Roh berarti hidup sebagai orang yang merdeka dari
dosa (kedagingan).
Sabda Tuhan pada hari ini menuntut kita untuk mengambil keputusan yang jelas tentang mengikuti
Yesus. Dia yang memanggil dan mengutus kita. Dia yang menghendaki agar kita pun
mengikutiNya dalam perjalanan menuju ke Yerusalem. Kita hendaknya berkomitmen
untuk melakukan kehendaknya di dalam hidup kita. Sambil kita bersyukur sebagai
orang merdeka, kita juga membawa Yesus sebagai Kebenaran yang memerdekakan
sesama kita (Yoh 8:32).
Doa: Tuhan
terima kasih karena Engkau juga menghendaki kami untuk menemani perjalananMu ke
Yerusalem. Bantulah kami untuk memiliki keputusan dan komitmen yang jelas dalam
mengikutiMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment