Hari Rabu Pekan Biasa IX
Tob 3:1-11a.13.16-17
Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9
Mrk 12:18-27
Berpasrah kepada Allah
yang hidup
Banyak di antara kita membaca dan
mendengar tentang orang Saduki yang berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan bagi
orang mati. Pertanyaan pertama bagi kita adalah siapakah orang-orang Saduki
itu? Orang Saduki (Sadok) adalah sebuah golongan atau partai yang memiliki
sedikit pengaruhnya di kalangan kaum Yahudi pada zaman Yesus. Pada umumnya
orang-orang Saduki adalah para pemilik tanah di Palestina yang kaya raya, yang
pada umumnya memperoleh kedudukan yang menonjol karena manipulasi licik dengan
memanfaat keadaan politik yang ada di negeri itu. St. Lukas melaporkan bahwa di dalam Sanhedrin atau
Mahkamah Agama Yahudi, kaum Saduki ini menduduki posisi yang signifikan yakni setara dengan kaum Farisi (Kis 23:6-10). Banyak
dari antara para imam kepala adalah kaum Saduki. Dalam urusan agama, mereka
termasuk orang konservatif sehingga hanya menerima Kitab Taurat saja. Itu sebabnya
ajaran-ajaran baru seperti hidup
kekal, kebangkitan, malaikat, setan, roh jahat tidak mereka akui. Ada juga teori yang mengatakan bahwa kaum Saduki juga menguasai Bait Allah selama berabad-abad.
kekal, kebangkitan, malaikat, setan, roh jahat tidak mereka akui. Ada juga teori yang mengatakan bahwa kaum Saduki juga menguasai Bait Allah selama berabad-abad.
Pada hari ini kita mendengar kaum
Saduki ini datang dan mencobai Yesus dangan Hukum Taurat sebagai dasar
pertanyaan mereka tentang perkawinan Levirat. Perkawinan Levirat adalah
perkawinan antara seorang janda dengan saudara kandung mantan suaminya yang
sudah meninggal dunia berdasarkan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat
bersangkutan. Kaum Saduki menggunakan kebiasaan Levirat atau tukar tikar ini
dengan sebuah contoh konkret tentang seorang wanita yang dinikahi tujuh bersaudara kandung.
Pertanyaan mereka adalah pada hari kebangkitan, siapa yang menjadi suami wanita
itu. Yesus melihat kesesatan hati mereka
maka Ia berkata: “Kalian sesat, justru
karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa
kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau di kawinkan, mereka hidup seperti malaikat di surga. Allah yang kita imani adalah Allah orang hidup bukan
Allah orang mati" (Mrk 12:24-25.27).
Yesus menempatkan diri dengan tepat karena menjelaskan dan membuka wawasan kaum Saduki yang selama itu tertutup.
Sebagaimana kaum Farisi yang percaya pada kebangkitan pada zaman Yesus,
demikian Yesus juga dengan tegas
mengingatkan para muridNya untuk percaya pada kebangkitan badan. Yesus sendiri
menunjukkan kesaksian dari diriNya yang bangkit dengan mulia. Gereja saat ini selalu mengulangi di dalam Credo: “Aku
percaya kepada kebangkitan badan”. Jawaban Yesus dengan mengambil contoh para
Bapa Bangsa yakni Abraham, Ishak dan Yakub mau menujukkan bahwa mereka pun
masih menunggu kebangkitan badan. Yesus ada sebelum Abraham (Yoh 8:58).
Allah kita adalah Allah orang hidup.
Yesus sang Putra bangkit pada hari ketiga dari
kematianNya. Kebangkitan Yesus adalah dasar kebangkitan setiap pengikutNya. Itu sebabnya pada hari kebangkitan, semua orang akan seperti malaikat karena memiliki tubuh yang kekal. Tubuh spiritual seperti malaikat juga membuat kita mengerti bahwa saudara-saudara seiman sudah seperti malaikat dan pekerjaan mereka adalah melayani Tuhan siang dan malam. Jangan heran mengapa doa-doa kita dapat dikabulkan Tuhan setelah curhat di kuburan atau intensi misa di gereja. Karena mereka sudah seperti malaikat dan pasti mengatakan
kepada Tuhan semua kebutuhan yang kita sampaikan kepadaNya dengan perantaraan mereka. Hari ini mari kita perteguh iman kita kepada Tuhan sebagai Allah yang hidup dan bahwa kita pun akan bangkit dan seperti malaikat yang siang dan malam melayani Tuhan.
Tobit dalam bacaan pertama membuat sharing hidup dan pengalamannya bergumul di hadapan Tuhan. Selama beberapa hari terakhir ini, Tobit menunjukkan dirinya sebagai orang yang sabar, setia dan jujur di hadapan Tuhan. Kini dengan penderitaan yang dialaminya membuat dia bersedih hati, mengeluh dan menangis sehingga ia berani membuka mulutnya di hadirat Tuhan dalam doa. Di dalam doanya ini Tobit menunjukkan kembali rasa percayannya yang mendalam kepada Yahwe yang setia dan berbelaskasih. Tobit juga mengenal keadilan Tuhan yakni kesetiaan dan belaskasihNya yang berlimpah. Orang karena itu ia memohon untuk meninggalkan dunia dan pergi menghadap Yahwe.
Tobit menginspirasikan kita untuk menerima semua pengalaman hidup dengan rasa percaya yang besar kepada Tuhan. Hanya dengan doa membuat Tobit menyadari keagungan Tuhan. Teladan yang diberikannya kepada kita adalah bertahan di dalam derita dan berpasrah dalam doa kepada Tuhan. Tuhan tentu tidak akan membiarkan ciptaanNya menderita berkepanjangan. Apakah ketika mengalami penderitaan, anda masih mau berdoa atau hanya mengeluh sepanjang hari?
kematianNya. Kebangkitan Yesus adalah dasar kebangkitan setiap pengikutNya. Itu sebabnya pada hari kebangkitan, semua orang akan seperti malaikat karena memiliki tubuh yang kekal. Tubuh spiritual seperti malaikat juga membuat kita mengerti bahwa saudara-saudara seiman sudah seperti malaikat dan pekerjaan mereka adalah melayani Tuhan siang dan malam. Jangan heran mengapa doa-doa kita dapat dikabulkan Tuhan setelah curhat di kuburan atau intensi misa di gereja. Karena mereka sudah seperti malaikat dan pasti mengatakan
kepada Tuhan semua kebutuhan yang kita sampaikan kepadaNya dengan perantaraan mereka. Hari ini mari kita perteguh iman kita kepada Tuhan sebagai Allah yang hidup dan bahwa kita pun akan bangkit dan seperti malaikat yang siang dan malam melayani Tuhan.
Tobit dalam bacaan pertama membuat sharing hidup dan pengalamannya bergumul di hadapan Tuhan. Selama beberapa hari terakhir ini, Tobit menunjukkan dirinya sebagai orang yang sabar, setia dan jujur di hadapan Tuhan. Kini dengan penderitaan yang dialaminya membuat dia bersedih hati, mengeluh dan menangis sehingga ia berani membuka mulutnya di hadirat Tuhan dalam doa. Di dalam doanya ini Tobit menunjukkan kembali rasa percayannya yang mendalam kepada Yahwe yang setia dan berbelaskasih. Tobit juga mengenal keadilan Tuhan yakni kesetiaan dan belaskasihNya yang berlimpah. Orang karena itu ia memohon untuk meninggalkan dunia dan pergi menghadap Yahwe.
Tobit menginspirasikan kita untuk menerima semua pengalaman hidup dengan rasa percaya yang besar kepada Tuhan. Hanya dengan doa membuat Tobit menyadari keagungan Tuhan. Teladan yang diberikannya kepada kita adalah bertahan di dalam derita dan berpasrah dalam doa kepada Tuhan. Tuhan tentu tidak akan membiarkan ciptaanNya menderita berkepanjangan. Apakah ketika mengalami penderitaan, anda masih mau berdoa atau hanya mengeluh sepanjang hari?
Doa: Tuhan, hari ini Engkau
meyadarkan kami untuk merindukan kehidupan kekal. Semoga harapan kami ini akan
terwujud ketika tiba saat yang tepat kami berjumpa denganMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment