Hari Senin, Pekan Biasa XI
2Kor 6:1-10
Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4
Mat 5:38-42
Membangun Peradaban Kasih!
Nelson
Mandela. Dia adalah seorang negarawan dari Afrika Selatan. Hidupnya penuh dengan perjuangan yang begitu
indah. Ketika orang Belanda menjajah Afrika Selatan mereka melakukan politik
apartheid yang mana orang-orang berkulit putih meremehkan bahkan menindas
orang-orang Afrika Selatan yang berkulit hitam. Dampaknya adalah orang-orang
kulit hitam menjadi warga negara kelas dua. Situasi ini tentu tidak disetujui oleh
Nelson Mandela yang juga berkulit hitam. Ia memberontak melawan orang-orang
berkulit putih sehingga ia harus dipenjara pada tahun 1963. Selama di penjara,
Nelson Mandela berpikir bahwa perlawanan yang paling bagus bukan dengan cara frontal karena cara ini hanya akan mendatangkan kebencian di antara manusia. Lebih bagus perlawanan dan kebencian diganti dengan cinta kasih.
Pada tanggal 11 Pebruari 1990 Nelson Mandela di lepaskan.
Apa yang
dilakukan Nelson Mandela setelah menghirup udara bebas di luar penjara? Ia tidak membalas
kejahatan para penjajah secara frontal tetapi ia membangun sebuah peradaban
kasih. Ia pernah menjadi presiden Afrika Selatan sebelum diganti oleh Thabo
Mbeki tahun 1999. Dalam masa kepemimpinannya itu ia tidak meminta orang berkulit
hitam untuk membalas dendam serta mengusir orang-orang kulit putih, tetapi ia lebih mengingatkan mereka untuk hidup
berdampingan sebagai saudara. Ia sendiri menunjukkan teladan yang bagus. Selama
di penjara, ia banyak dihina dan disiksa oleh para sipir penjara. Ketika
menjadi presiden ia mengunjungi penjara tersebut dan bertemu dengan para sipir.
Sambil tertawa ia mengatakan kepada para sipir, “Kalian semua pernah menganiaya
aku selama di penjara ini”. Mandela memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang
pernah menjadi sasaran pukulan dan penganiayaan para sipir. Tentu semuanya takut kepadsanya tetapi Mandela
mengatakan, “Kalian jangan takut, aku sudah berusaha melupakan kekejaman
kalian. Aku memaafkan kejahatan kalian padaku”. Ini adalah sebuah
kisah inspiratif dari Mandela bagi kita semua.
Dari Bacaan Injil hari ini, Yesus mengajak kita
untuk hidup sebagai pengikutNya yang terbaik dengan menunjukkan sikap saling memaafkan dan tidak
ada niat untuk membalas dendam kepada semua orang yang telah menyakiti diri kita. Kalau hukum Lama sebagaimana disebutkan dalam
Kitab Imamat: “Patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Im 24:20), Yesus sebalikna mengajar para muridNya: “Jangan kalian melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu”. Contoh perbuatan jahat dari orang terhadap diri kita adalah: Kalau ada orang menganiaya dengan menampar janganlah dibalas tetapi biarkanlah orang itu
melakukannya. Kalau ada yang menginginkan barang-barang kepunyaanmu,
berikanlah. Kalau di paksa mengerjakan sesuatu, lakukanlah lebih dari itu. Segala sesuatu yang orang minta atau pinjam dari mu, berikanlah.
Yesus tentu
tidak menghendaki para pengikutNya hidup
jauh dari semua yang disabdakan, diteladani dan diajarkanNya. Sikap saling memaafkan jauh lebih penting untuk
mengatasi segala kebencian. Cinta kasih
dapat mengatasi segala kebencian. Perbuatan baik dapat menghapus segala
kejahatan. Yesus sendiri menunjukkan
teladan pengampunan: “Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka lakukan” (Luk 23:34). Kemampuan untuk mengampuni selalu ditemani
oleh kebenaran. Kemampuan kita mengampuni bukan karena ada rasa malu atau
merasa tidak berdaya tetapi karena Kebenaran yang memerdekakan kita untuk
melakukannya.
Paulus dalam
bacaan pertama mengatakan bahwa waktu ini
adalah waktu yang tepat, waktu perkenanan di mana orang berusaha membangun
sikap tobat di dalam hidupnya. Tuhan sendiri bersabda: “Pada waktu Aku
berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku
akan menolong engkau”. Untuk itu kita hendaknya menyiapkan diri untuk menyambut
hari Tuhan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Waktu perkenanan diisi dengan saling
memaafkan dan mengasihi sebagai saudara.
Memang waktu
menanti kedatangan Tuhan Yesus ke dunia untuk kedua kalinya tidak diketahui,
hanya Bapa yang tahu (Mat 24:36; Mrk 13:32). Para murid Kristus diajak untuk
menjadikan saat penantian dengan bertobat, hidup kudus dan tak bercacat di hadapan Tuhan, mengadakan
evangelisasi kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus dan yang sudah mengenal Kristus tetapi sudah jauh dari tradisi Gereja. Tentu saja semua hal ini tidaklah mudah karena banyak penganiayaan
akan dialami oleh para pengikut Kristus. Namun semua ini memiliki nilai positif
yakni kesempatan untuk bertumbuh dengan, dalam dan untuk Kristus. Ada
kesempatan untuk membangun peradaban kasih di antara pribadi dengan pribadi.
Sabda Tuhan
hari ini mengingatkan kita untuk membangun peradaban kasih (civilization of love). Peradaban kasih itu
dibangun dalam suasana saling memaafkan, tidak mengingat masa lalu seseorang,
tidak ada nafsu untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menyakiti diri
kita. Apakah
untungnya anda membalas dendam, tidak mau mengampuni sesama, membenci sesama? Rasanya tidak ada keuntungan apa pun dari semua ini. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, balaslah dengan kebaikan! Peradaban kasih jauh lebih luhur dan membuat semua orang merasa sebagai saudara! Apakah anda mau ikut membangun dunia ini dengan sebuah peradaban kasih yang baru dalam Kristus?
untungnya anda membalas dendam, tidak mau mengampuni sesama, membenci sesama? Rasanya tidak ada keuntungan apa pun dari semua ini. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, balaslah dengan kebaikan! Peradaban kasih jauh lebih luhur dan membuat semua orang merasa sebagai saudara! Apakah anda mau ikut membangun dunia ini dengan sebuah peradaban kasih yang baru dalam Kristus?
Doa: Tuhan,
Semoga sepanjang hari ini kami dapat bertumbuh dalam kasih dan
mampukan kami juga untuk membangun peradaban kasih. Amen.
PJSDB
No comments:
Post a Comment