Hari Selasa, Pekan Biasa XI
2Kor 8:1-9
Mzm 146: 2.5-6.7.8-9a
Mat 5:43-48
Mengasihi tanpa batas!
Saya ingat
kata-kata Mario Teguh: “Musuh adalah sahabat yang belum jadi. Sahabat yang
belum jadi ini mungkin orang-orang yang menggunakan hatinya, pikirannya dan
mulutnya untuk menjahati kita, tapi kalau kita tidak menjahatinya, dan kita
tetap jadi orang baik, yang mungkin suatu ketika bisa menjadi sahabat baginya.”
Sekarang coba kita masing-masing membayangkan orang-orang yang masuk kategori,
sahabat yang belum jadi itu. Ada orang yang begitu dekat dengan kita kini menjauh
dan menyakiti kita dengan kata-kata dan perilaku tertentu. Ada juga sahabat
yang belum jadi tetaplah jauh dari jangkauan kita tetapi rasa bencinya juga ada
untuk kita. Selagi kita masih bernapas selalu saja ada orang yang menjadi kawan
dan lawan, sahabat dan musuh.

Tentara itu
merasa bersyukur karena ternyata musuh juga dapat menjadi sahabat. Di saat-saat
yang sulit, ekstrim Tuhan selalu mengutus orang-orang tertentu, bahkan musuh
juga dapat menjadi sahabat yang menolong. Itulah indahnya kehidupan manusia
karena selalu memiliki musuh dan sahabat. Pertanyaan bagi kita adalah, mengapa
orang masih suka bermusuhan? Apakah untungnya orang bermusuhan satu sama lain? Biasanya
kalau bermusuhan pasti rasa benci menggebu-gebu. Orang menjadi lupa dengan jati
dirinya sebagai manusia.

Pada hari ini Tuhan Yesus mengajar para muridNya untuk memiliki cinta kasih lintas batas. Artinya memiliki kemampuan untuk mengasihi semua orang tanpa kecuali. Yesus mengatakan bahwa di dalam hukum lama memang dikatakan dengan jelas: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuh-musuhmu”. Tetapi Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian”. Wah ini bukan perkara yang gampang. Musuh kog dikasihi, para penganiaya kog didoakan. Ini memang ajaran yang sama sekali baru! Kalau kita dapat berlaku seperti yang diajarkan Yesus maka kita sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Mengapa Yesus mengajar demikian? Karena Yesus tahu bahwa Bapa di Surga mengasihi semua orang. Allah Bapa menciptakan matahari dan hujan untuk orang baik dan orang yang tidak benar. Orang-orang yang tidak benar juga dapat berlaku baik di antara mereka. Orang-orang yang tidak mengenal Allah juga berlaku demikian. Maka Yesus mengharapkan agar para muridNya berlaku sebagai murid dan anak-anak Allah.
Paulus dalam
bacaan pertama mengharapkan agar jemaat di Korintus memiliki daya tahan yang
kuat sebagai murid Kristus. Ia mengambil contoh Jemaat di Makedonia yang
mengalami kemiskinan, penderitaan dan aneka cobaan lain tetapi mereka memiliki
sukacita yang meluap-luap karena kaya dalam kemurahan. Dengan demikian mereka
juga berminat untuk turut melayani dengan sukacita. Mengapa perlu melayani?
Paulus mengarahkan mereka untuk memandang Yesus: “Ia sekali pun kaya, telah
menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinannya kalian menjadi kaya”.

Doa: Tuhan,
ajarilah kami untuk mengikuti jejakMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment