Hari Selasa, Pekan Biasa XII
Kej 13:
2.5-18
Mzm 15:
2-3ab, 3cd-4ab, 5
Mat
7:6.12-14
Jangan ada
perkelahian, kita ini kerabat!
Pada suatu kesempatan aku dikunjungi seorang
bapa. Ia ingin berbicara dengan saya karena beban yang sedang ia hadapi bersama
saudaranya dalam hal harta warisan. Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia,
saudaranya menuntut supaya segala warisan orang tua dibagi secara adil. Mereka
hanya dua bersaudara dan sudah bertemu dengan notaris. Akta pembagian warisan
pun dibuat. Setelah semuanya itu terjadi, ia merasa hubungan persaudaraan dengan
saudaranya semakin jauh. Ia merindukan masa lalu di mana mereka bisa merasakan
bagaimana sebagai saudara yang pernah sama-sama menghuni satu rahim yang sama
yaitu rahim mendiang ibu dan satu rumah yang sama, rumah yang dibangun sang
ayah. Kini gara-gara warisan yang sudah dipisahkan maka hubungan persaudaraan
juga rasanya ikut terpisah. Saya mendengar semua kisah hidupnya kemudian saya
menganjurkan dia untuk memulai kembali relasi dengan saudaranya.

Abram mendapat berkat istimewa dari Tuhan.
Inilah Firman Tuhan kepadanya: “Pandanglah
sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur, dan barat,
utara dan selatan. Sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan
kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan
keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga jika seandainya ada yang
dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga.
Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab
kepadamulah akan Kuberikan negeri itu” (Kej 13:14-17).

Penginjil Matius melanjutkan pengajaran Yesus
di bukit. Kali ini Yesus memulai pengajarannya dengan bahasa yang sulit di
mengerti: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan
kamu melemparkan mutiaramu kepada babi supaya jangan diinjak-injaknya dengan
kakinya lalu ia berbalik lalu mengoyak kamu” (Mat 7:6). Barang yang kudus
agaknya berhubungan dengan tubuh manusia yang kudus karena diciptakan sesuai
gambar dan citra Allah. Tubuh yang kudus tidak boleh dipersembahkan kepada
pribadi-pribadi berdosa yang tidak mengenal Allah. Ini tentu sama dengan anjing
yang tidak dapat membedakan mana sajian yang boleh dimakannya dan sajian yang
dipersembahkan di dalam bait suci atau sajian di pinggir jalan. Mutiara adalah
barang berharga. Yesus sendiri mengumpamakan Kerajaan Allah dengan mutiara yang
indah. Babi memang tidak mengerti tentang berharganya sebuah mutiara maka babi akan
menginjak dengan kakinya. Orang-orang Yahudi menganggap anjing dan babi sebagai
hewan yang kotor. Orang-orang kafir juga disamakan dengan kedua hewan ini. Barang kudus dan mutiara boleh menjadi gambaran Injil yang diwartakan Yesus dan
akan diteruskan oleh para muridNya.
Selanjutnya Yesus memberikan sebuah hukum yang
menjadi isi dari hukum Taurat dan Kitab para nabi. Hukum yang dilandasi oleh
kasih itu berbunyi: “Segala sesuatu yang
kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”.
Orang-orang kafir dan kaum pendosa akan melakukan perbuatan-perbuatan yang
merugikan orang lain. Mereka boleh melakukan kejahatan sesuka hati tetapi tidak
ingin mendapat balasan dari orang lain. Mereka boleh mengatakan bahwa orang
lain bersalah tetapi tidak mau mengakui kesalahan sendiri di hadapan sesama.
Salah satu kecenderungan umum yang dilakukan
manusia adalah menyukai hal-hal yang
mudah dan menghindari hal-hal yang sulit. Ternyata Yesus memiliki prinsip yang
berbeda dan manusia harus melakuannya. Orang yang mencari pola hidup gampang,
jauh dari kesulitan itu adalah orang yang menyukai pintu yang lebar yang dapat
membawa mereka kepada kebinasaan. Pengikut Kristus yang baik akan memilih yang
paling sulit laksana pintu yang sempit karena akan meminliki hidup. Hanya
sedikit orang yang menemukan dan melewati pintu yang sempit.

Sabda Tuhan pada hari ini membangkitkan
semangat hidup sebagai pengikut Kristus. Kita memiliki panggilan yang luhur
untuk menjadi kudus, mempersembahkan diri bagi Tuhan untuk mewartakan Injil
bagi sekalian bangsa terutama mereka yang belum mengenal Kristus. Dalam usaha
mewartakan Injil kita ditawarkan untuk memilih pintu yang lebar atau pintu yang
sempit. Orang yang setia kepada Kristus akan menemukan dan memilih pintu yang
sempit yang membawa kepada kehidupan.
Doa: Tuhan, dihadapanMu kami mengakui, sering kami berkelahi karena kami terlalu melekat pada harta duniawi. Bantulah kami supaya hari ini kami dapat mengubah sikap hidup kami ini sehingga kami lebih dekat padaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment