Monday, November 14, 2011

Renungan 14 Nopember 2011

Bacaan:
1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64
Mzm 119: 53.61.134.150.155.158
Luk 18: 35-41


“Semoga aku bisa melihat”



Pebasket Michael Jordan pernah berkata: “Segala tantangan yang dialami, tidak seharusnya dapat menghentikan langkahmu. Jika anda menghadapi tembok, janganlah hanya berputar-putar lalu menyerah, tetapi perhitungkanlah bagaimana dapat memanjatnya.”

Penginjil Lukas berkisah hari ini. Yesus dalam Perjalanan ke Yerusalem, melewati kota Yerikho. Seorang buta anonim duduk di pinggir jalan, mengemis. Kemungkinan ia pernah mendengar Yesus dan ingin melihatNya. Dia mengungkapkan keinginanNya dengan berteriak: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Keinginan ini disampaikan dengan “berteriak” tanpa henti sehingga Yesus pun mendengarnya. Sementara banyak orang menghalangi dia karena mereka merasa terganggu. Yesus bertanya, “Apa yang kau inginkan Kuperbuat bagimu?” Dengan polos ia memohon: “Tuhan, semoga aku melihat!” Dan Yesus berkata, “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau”. Dia pun melihat Yesus, memuliakan Allah dan mengikutiNya. Pengaruh: banyak orang pun ikut memuji Allah karena “melihat” orang yang buta dapat “melihat”.

Lukas menggunakan kisah ini untuk membandingkan iman orang buta miskin ini dengan kurang pahamnya para rasul akan diri Yesus sehingga mereka belum percaya. Kisah orang buta ini juga menjadi contoh jawaban manusia terhadap anugerah keselamatan yang diberikan Allah kepadanya. Orang buta ini menjadi model bagi banyak orang untuk mendekatkan diri pada Yesus sumber terang dan keselamatan. Dia jugamenjadi simbol  pertobatan yang radikal di dalam ziarah hidupnya di dunia ini.

Ada beberapa tahapan perkembangan iman orang buta ini dan dapat menjadi model bagi kita semua: Pertama, Orang buta ini mendengar nama Yesus dari Nazaret yang sedang lewat di depannya. Dia dengan segera berteriak, “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku”. Seruan Anak Daud sebetulnya sebuah harapan bahwa Yesus dapat menjadi Mesias, Dia yang diurapi atau ditahbiskan. Dia jugalah yang akan menjadi pewaris Raja Daud untuk menata kembali Israel sebagai sebuah Kerajaan besar. Kedua, Orang buta ini menyapa Yesus, “Tuhan” merupakan pengakuan akan Yesus yang bangkit. Orang buta ini memiliki iman dalam hal ini keinginannya memiliki mata untuk melihat Yesus. Jawaban atas imannya ini adalah ia dapat melihat dan ia diselamatkan. Melihat dengan mata artinya mencintai,membiarkan orang itu masuk dalam hidup dn terlibat dalam kehidupan kita. Itulah yang mau dirasakan si buta ketika berjumpa dengan Yesus.

Ketiga, Jawaban dari anugerah keselamatan adalah memuliakan Allah. Orang buta ini menunjukkan pertobatannya dengan memuliakan Allah. Allah melakukan pendekatan pertama dengan menganugerahkan keselamatan dan umatNya menjawabi anugerah keselamatan itu dengan memuliakanNya tanpa henti. Keempat, menjadi murid. Setelah merasakan anugerah keselamatan, orang buta ini memuji Allah dan menyatakan komitmennya sebagai murid yang mengikuti Yesus ke Yerusalem. Komitmen yang luar biasa karena pergi ke Yerusalem berarti siap menyerupai Yesus yang akan menderita, wafat dan bangkit. Kelima, pengaruhnya. Perjalanan iman si buta ini menjadi sempurna karena membawa banyak orang dapat melihat dengan iman dan menjadi murid yang mengikuti Yesus ke Yerusalem.

Beriman secara radikal membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Orang buta dalam injil ini tidak merasa takut ketika dihalangi oleh para murid untuk bertemu dengan Yesus. Keluarga Juda dalam Kitab Makabe juga menunjukkan perjuangan iman yang luar biasa untuk tetap percaya kepada Yahve. Orang lain boleh murtad, menyembah berhala tetapi keluarga ini tetap teguh menunjukkann imannya hanya kepada satu-satunya Jahve, Allah Israel.

Sabda Tuhan pada hari ini sangat meneguhkan kita semua. Kita harus berjuang untuk mempertahankan iman meskipun mendapat banyak halangan dari orang-orang di sekitar kita. Iman itu perlu diperjuangkan dan sekali kita memperolehnya, perlu dipertahankan selama-lamanya. Tugas kita membawa orang lain untuk mengimani Yesus.Jangan pernah menjadi penghalang atau batu sandungan bagi orang yang mau bertemu dan mengimani Yesus. Dengan bercermin pada orang buta ini, renungkanlah tahapan perkembangan imanmu dan apa yang anda temukan dalam hidup ini? Katakanlah dengan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Doa kita: “Tuhan semoga saya dapat melihat terangMu”.
PJSDB

No comments:

Post a Comment