Wednesday, November 16, 2011

Renungan 16 Nopember 2011

Bacaan I: 2 Mak 7:1.20-31
Mazmur:  17:1.5-6.8b.15
Injil: Luk 19:11-28



Menjadi hamba yang setia

Penginjil Lukas seakan mengajak kita berjalan bersama Yesus dari Jeriko menuju ke Yerusalem. Ketika Yesus sudah mendekati kota Yersalem, banyak orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Tuhan Yesus lalu memberikan sebuah perumpamaan tentang seorang bangsawan yang melakukan perjalanan untuk dinobatkan sebagai Raja.

Dikisahkan bahwa bangsawan yang hendak dinobatkan sebagai raja memberikan 10 mina kepada 10 orang yang berbeda. Satu mina nilainya 60 duit (satu duit beratnya 11,5 gram). Ketika kembali bangsawan itu meminta pertanggungjawaban para hambanya. Hanya ada tiga hamba yang dihadirkan dimana dua yang pertama menunjukkan komitmennya. Hamba pertama dengan satu mina menghasilkan sepuluh mina. Hamba kedua dengan satu mina menghasilkan lima mina. Kepada kedua hamba yang setia ini, bangsawan menjadikan mereka mitranya untuk menguasai 10 kota untuk hamba pertama dan 5 kota untuk hamba yang kedua. Sedangkan hamba ketiga hanya menyembunyikan uang tersebut dalam saputangan, mengembalikannya sambil membenarkan diri dengan menganggap bangsawan itu sebagai orang kejam. Hamba ini dihukum karena kemalasannya dan perkataannya yang tidak sopan terhadap bangsawan pemilik modal tersebut. Dengan perkataannya itu ia juga diadili.

Perumpamaan Yesus ini mirip dengan fakta historis yang terjadi saat itu: Arkhelaus melakukan perjalanan ke Roma untuk dinobatkan sebagai raja oleh Kaisar Agustus. Arkhelaus akan menggantikan Herodes Agung yang meninggal dunia. Menurut sejarahwan Giuseppe Flavio, pada saat yang sama ada 50 orang Yahudi juga berangkat ke Roma secara terpisah untuk memohon kepada kaisar supaya menghapus dinasti Herodes di Palestina. Ini  berarti Arkhelaus tidak diberi gelar sebagai raja oleh Kaisar. Dan ketika Arkhelaus kembali ke Yerusalem, tejadilah murka yang besar bagi orang Yahudi.

Sikap bathin yang perlu dibangun: Pertama, menanti kedatangan Tuhan dengan kerajinan bukan kemalasan. Rajin dalam memajukan komitmen pribadi untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Tuhan akan menanyakan seberapa besar tanggung jawab kita dalam bekerja sama denganNya untuk mengembangkan Kerajaan Allah di bumi ini. Apakah karya-karya kita membuat banyak orang memperoleh keselamatan? Keteguhan dalam iman. Kedua, Menjadi murid Kristus membutuhkan pengorbanan diri seperti kemartiran ibu dan anak-anak dalam Kitab Kedua Makabe. Mereka setia mempertahankan iman mereka yang murni kepada Jahve. Prinsip mereka: lebih baik mati dari pada berbuat dosa. Apakah kita juga memiliki kesetiaan iman seperti mereka? Atau gampang sekali murtad karena kita minoritas di antara mayoritas, tidak puas dengan Gereja katolik karena dinilai kolot dan kaku?

Doa: Tuhan selamatkanlah aku.

PJSDB

No comments:

Post a Comment