Thursday, March 15, 2012

Beda menebang dan memangkas

Apa perbedaan menebang dan memangkas?

Beberapa hari yang lalu para karyawan Gereja PSYB mengadakan kerja bakti. Ada yang membersihkan kali di depan gereja yang bertumpukan sampah, ada yang merapikan pohon-pohon di depan gereja dengan memangkasnya sehingga kelihatan lebih rapi dan indah. Setelah selesai mengerjakannya reaksi pun berdatangan. Ada yang spontan berkata: “Bagus. Bagian depan Gereja semakin rapih.” Ada yang mengirim SMS dan bertanya, “Romo kapan jalan di depan Gereja dapat diperbaiki, sebab kondisinya membahayakan pengendara dan pejalan kaki?” Ada juga yang entah melihat atau tidak melihat menulis “SMS kaleng” kepada Pastor Paroki: “Romo P yang kami kasihi. Kami menyatakan berduka atas penebangan pohon-pohon di Gereja SYB”. Demikian warna-warni tanggapan orang terhadap peristiwa yang terjadi di depan Gereja SYB.

Pastor Paroki share SMS kaleng dan bersama teman-teman kita menertawakan SMS kaleng tersebut. Hari gini masih ada orang yang berpikiran ala orang kampung yang belum mengerti bahasa Indonesia. Kalau seorang anak dari belahan Indonesia yang lain melihat perlakuan terhadap pohon-pohon di depan Gereja maka dia akan lebih pintar membedakan antara menebang dan memangkas. Mungkin di daerahnya masih ada hutan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menebang termasuk verba dan didefinisikan sebagai memotong pokok atau batang pohon. Memangkas dari kata dasar pangkas. Dalam hubungan dengan pohon berarti memotong dahan atau ranting pohon. Memang pemahaman umum orang adalah: menebang pasti pohon yang besar sedangkan memangkas pasti  dahan atau ranting dari pohon. Rambut dipangkas, kalau rambut juga ditebang wah akan menjadi apa kepala manusia?

Tapi pengalaman SMS kaleng ini membuktikan bahwa mentalitas bekicot selalu ada di mana-mana. Ketika ada orang yang mau berkembang pasti dihalangi dengan berbagai cara. Ketika sebuah ide mau diwujudkan selalu saja ada pikiran negative terhadap ide itu. Pada hal seharusnya kalau mau maju, ketika ada ide baru atau kreativitas baru untuk bonum commune maka perlu legawa dan mengatakan: “Maju terus…kita dukung”.

Saya teringat kata-kata Thomas Paine yang kiranya tepat untuk pengalaman ini: “I love the man who can smile in troubles, gather strength from distress and grow brave by reflection.” Mau maju? Perlu melawan “the wind of change”! Selamat sore.

PJSDB  

No comments:

Post a Comment