Yeh 47: 1-9.12
Mzm 46:2-3.5-6.8-9
Yoh 5:1-6
Nilai Rohani Air
Air merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia. Orang-orang yang berada di daerah yang curah hujannya
rendah selalu mengalami kekurangan air bersih. Mereka harus berjalan kaki
menempuh jarak yang jauh untuk mencari air.
Air juga memiliki nilai rohani dalam pandangan agama-agama. Air merupakan lambang kemurnian (purity) dan kesuburan (fertility). Air merupakan sumber kehidupan karena mitos-mitos kuno menunjukkan bahwa kehidupan muncul pertama dari air. Dalam pandangan Taoisme, air merupakan salah satu aspek kebijaksanaan. Orang-orang Mesir kuno memahami air sebagai lambang metamorphosis karena air dapat berubah wujudnya. Orang Amerika utara marasa bahwa air merupakan lambang kehidupan. Agama-agama monotheis menggunakan air sebagai sarana untuk membersihkan dan menyucikan. Orang menggunakan air untuk membersihkan diri sebelum beribadah. Orang-orang Yahudi merenungkan air tidak hanya sebagai simbol kehidupan tetapi juga kehancuran. Pengalaman air bah pada zaman Nuh masih membayangi mereka. Orang kristiani mengingat air sebagai lambang sakramen pembaptisan dan secara khusus umat katolik memahami air dan darah Kristus sebagai lambang sakramen-sakramen di dalam Gereja.
Air juga memiliki nilai rohani dalam pandangan agama-agama. Air merupakan lambang kemurnian (purity) dan kesuburan (fertility). Air merupakan sumber kehidupan karena mitos-mitos kuno menunjukkan bahwa kehidupan muncul pertama dari air. Dalam pandangan Taoisme, air merupakan salah satu aspek kebijaksanaan. Orang-orang Mesir kuno memahami air sebagai lambang metamorphosis karena air dapat berubah wujudnya. Orang Amerika utara marasa bahwa air merupakan lambang kehidupan. Agama-agama monotheis menggunakan air sebagai sarana untuk membersihkan dan menyucikan. Orang menggunakan air untuk membersihkan diri sebelum beribadah. Orang-orang Yahudi merenungkan air tidak hanya sebagai simbol kehidupan tetapi juga kehancuran. Pengalaman air bah pada zaman Nuh masih membayangi mereka. Orang kristiani mengingat air sebagai lambang sakramen pembaptisan dan secara khusus umat katolik memahami air dan darah Kristus sebagai lambang sakramen-sakramen di dalam Gereja.
Bacaan-bacaan liturgi pada hari ini
berbicara tentang air sebagai anugerah Tuhan yang menghidupkan. Yehezkiel
bernubuat tentang air yang muncul dari ambang pintu Bait suci. Pada mulanya air
yang mengalir itu sedikit, lama
kelamaan menjadi sebuah sungai yang dapat memberi kehidupan bagi ikan-ikan dan tumbuh-tumbuhan di pinggirnya. Pepohonan dan aneka tumbuhan itu selalu rindang sepanjang tahun.
Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Yehezkiel memahami air
sebagai anugerah cuma-cuma dari Tuhan. Setiap rahmat yang diberikan Allah
senantiasa mengalir seperti sungai yang memberi kehidupan baru. Artinya bahwa
air itu berasal dari Tuhan dan kehendakNya bukan berasal dari hati manusia. Air
dapat melambangkan Roh Kudus yang senantiasa mengalir dan menghidupkan manusia.
Penginjil Yohanes menangkap ide
tentang manfaat air secara rohani yakni menyembuhkan dan menyelamatkan.
Perhatikanlah proses penyembuhan yang dilakukan Yesus terhadap orang sakit di kolam
Betezda. Pertama, ada keinginan untuk menjadi sembuh dari orang sakit atau
orang berdosa menginginkan keselamatannya. Kedua, perlu Sabda Yesus: “Maukah
engkau sembuh? Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah”. Ini selalu
dirasakan secara rohani dalam pelayanan-pelayanan sakramen. Ketiga,
transformasi hidup artinya hiduplah dalam rahmat Tuhan: “Jangan berbuat dosa
lagi”. Penginjil Yohanes lalu memahami air tidak semata-mata sebagai sarana
untuk menyucikan dan dan menyembuhkan tetapi air juga merupakan lambang Roh
Kudus (Yoh 7:39). Roh Allah yang senantiasa hadir dan menjadi daya hidup baru
bagi manusia.
Air memberi hidup baru bagi
manusia. Inilah inti pewartaan Nabi Yehezkiel dan penginjil Yohanes. Dengan air
ada kebangkitan rohani dalam diri manusia. Air juga menjadi tanda penyertaan Allah yang tiada hentinya bagi umat manusia. Betapa agungnya manusia sehingga mendapat perlakuan yang istimewa dari Tuhan. Marilah kita menggunakan kesempatan
di dalam masa prapaskah ini untuk mendengar Sabda dan merasakan persaudaraan sejati
lewat perjamuan bersama.
Hidup kita menjadi semakin
sempurna ketika kita terbuka terhadap semua anugerah yang Tuhan berikan. Ibarat
tanah yang gersang menerima air hujan dari langit dan menumbuhkan aneka tumbuhan baru
demikianlah jiwa yang terbuka pada Allah atau jiwa yang senantiasa haus akan Allah
akan mendapat anugerah yang berlimpah dariNya tiada batasnya.
Anugerah-anugerah itu hendaknya memiliki daya menumbuhkan dan mengembangkan
hidup pribadi dan dan disalurkan kepada sesama yang lain. Kita lalu menjadi
saluran berkat Tuhan. Tuhan pasti memampukan kita.
PJSDB
No comments:
Post a Comment