Sunday, March 11, 2012

Homili Hari Minggu Prapaskah Ke III/B

Kel 20:1-17; Mzm 19:8.9.10.11; 1Kor 1:22-25; Yoh 2:13-25 

Bait Suci 

Seorang Romo dari daerah Timur Indonesia datang ke Paroki SYB untuk mencari tambahan dana demi melengkapi pembangunan Gereja di Parokinya. Dalam perbincangan bersama ia bercerita bahwa umat di parokinya memiliki hasrat yang tinggi untuk memiliki sebuah bangunan Gereja baru yang lebih layak. Mereka masing-masing menyumbang dana dan tenaga sesuai dengan kemampuannya. Meskipun rumah mereka sederhana tetapi mereka mau supaya rumah untuk Tuhan harus lebih baik bahkan mewah. Saya membayangkan kesederhanaan umat daerah Timur Indonesia ini dan merasa betapa mereka memilki kerinduan untuk Tuhan dan rumahNya yang indah. Di saat yang sama saya membayangkan umat yang memiliki Gereja yang indah tetapi belum menguduskannya. Mereka datang dengan pakaian yang kurang sopan, mereka yang hanya menggunakan Gereja untuk jumpa fans, keluarga atau kerabat, atau mengisi kesempatan di dalam gereja untuk bergadget meriah: SMS, BBM bahkan tak segan-segan saling menelpon di dalam Gereja. 

Apabila kita bertanya kepada semua panitia pembangunan Gereja di mana saja, mereka akan menjawab kami bekerja untuk Tuhan. Kami mau supaya Tuhan memiliki rumah yang layak. Kami mau supaya tempat itu menjadi tempat yang kudus. Betul, semua ini adalah harapan yang bagus dan indah. Semua orang menginginkannya supaya dapat berelasi baik dengan Tuhan. Tetapi kesadaran setiap orang berbeda-beda sehingga biar bagaimana pun selalu ada orang yang tidak menguduskan Gereja sebagai rumah Tuhan. 

Yesus di dalam Injil hari ini menunjukkan rasa marahnya karena orang-orang saat itu tidak menyucikan Bait Allah. Padahal Bait Allah adalah tempat tinggal Tuhan (shekina) yang dibangun untuk mempersatukan semua orang di Yerusalem. Dengan melihat Bait Allah orang merasa merupakan bagian di dalamnya dan merupakan bagian dari Tuhan. Namun sayang sekali, Yesus menemukan orang menjadikannya seperti pasar. Mereka menjual beli lembu-lembu, kambing, domba, merpati. Ada juga para penukar uang yang sedang bertransaksi. Yesus mengusir mereka dari dalam Bait Allah: "Ambillah semuanya ini dari sini, jangan membuat rumah BapakKu menjadi tempat berjualan. Ketika ditantang oleh orang-orang di sekitarnya, Yesus menjelaskannya dengan mengumpamakan diriNya yang akan wafat dan bangkit pada hari ketiga: "Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari, Aku akan mendirikannya kembali." 

Yesus melakukannya dengan tegas karena Dia menginginkan agar semua orang yang datang ke Bait Allah hatinya selalu terarah hanya kepada Tuhan dan bersatu denganNya. Mengapa? Karena Tuhan adalah Bapa yang baik. Dia yang mengeluarkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Dia yang mengikat Perjanjian dengan nenek moyang mereka melalui Musa di Gunung Sinai. Dia adalah Allah yang menunjukkan "kasih setia kepada beribu-ribu orang yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintahKu." (Kel 20:6). Lalu apa yang harus kita lakukan? 

Sabda Tuhan pada pekan III masa Prapaskah ini mengajak kita untuk menyadari diri kita yang oleh Santu Paulus adalah Bait Roh Allah yang kudus (1Kor 6:19). Dengan pembaptisan kita menjadi Bait Roh Kudus. Kita perlu bersyukur karena Tuhan menjadikan kita sebagai tempat tinggalNya. Dengan demikian kita perlu menyucikan diri kita sehingga layak menjadi rumah Tuhan. Semangat tobat dan perbuatan amal kasih merupakan kesempatan bagi kita untuk menguduskan kita. 

Kita juga diajak untuk menguduskan rumah Tuhan yaitu Gereja kita. Orang-orang di daerah yang miskin rindu untuk membangun gereja yang indah dan megah meskipun rumah tinggal mereka sederhana bahkan tidak layak sesuai kesehatan dan kesejahteraan. Betapa lemahnya hidup kristiani ketika tidak menguduskan Gereja. Datang mengunjungi Tuhan dengan pakaian yang kurang sopan, ngobrol di dalam Gereja, menggunaan gadget tidak pada tempatnya bahkan membenci orang yang dianggap musuh ketika melihatnya di dalam gereja. 

Mari kita berbenah diri. Mari kita merasakan kehadiran Kristus sebagai kekuatan dan hikmat Allah di dalam hidup kita. Dia menderita, sengsara dan wafat untuk kita. SabdaNya hari ini sungguh menjadi kebenaran yang menyegarkan jiwa kita. 

PJSDB

No comments:

Post a Comment