Monday, March 12, 2012

Renungan 12 Maret 2012

2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2.3.43:3.4; Luk 4:24-30

Jiwaku haus akan Allah

Seorang Bapa selalu rajin mengikuti misa pagi di gereja parokiku. Pada suatu pagi saya bertanya kepadanya, "Mengapa selalu mengikuti misa harian?" Dia menjawabku, "Setiap hari saya merasa bahwa ini adalah hari terakhir bertemu dengan Tuhan maka ada dorongan senantiasa untuk bertemu dan menyambutNya dalam Ekaristi." Saya terpesona dengan umat yang sederhana ini. Saya langsung berpikir, kadang sebagai imam saya merayakan ekaristi dengan kejenuhan atau kurang fokus dalam  merayakannya. Tetapi ketika mendengar sharing orang itu saya merasa dikuatkan, hatiku berubah menjadi terbuka senantiasa untuk Tuhan.

Sabda Tuhan hari ini mengungkapkan suasana bathin manusia. Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia mengatakan kepada umat di dalam rumah ibadat bahwa seorang nabi di hargai di mana-mana kecuali di negeri asalnya. Hati orang-orang Nazaret tertutup bagi Yesus. Mereka mengenal Yesus sebagai anak tukang kayu dan mengenal Maria sebagai ibuNya. Pengenalan akan Yesus hanya sebatas pengenalan manusiawi. Dengan penolakan ini maka Yesus melakukan karya-karya besar di luar negeri asalNya.

Pengalaman Yesus sebenarnya telah terjadi juga dalam dunia Perjanjian Lama. Karena ketegaran hati mereka maka Tuhan tak segan-segan mengirim utusanNya yaitu para nabi untuk menyadarkan Isarel sebagai bangsa terpilih bahwa Tuhan sungguh ada dan tetap berkarya. Tetapi karena ketegaran hati mereka juga maka Tuhan mengutus utusanNya kepada orang-orang asing dan melakukan karya agungNya. Misalnya, ketika terjadi bahaya kelaparan yang hebat Tuhan mengutus nabi Elia kepada seorang janda di Sarfaat di tanah Sidon. Pada saat merajalelanya penyakit kusta di zaman nabi Elisa tak seorang Israel pun yang disembuhkan selain Naaman orang Siria. Orang-orang asing adalah orang-orang di luar komunitas Yahudi. Kepada merekalah Tuhan melakukan karyaNya yang agung. 

Hati adalah simbol totalitas kehidupan manusia. Dalam Sabda bahagia Tuhan berkata: "Berbahagialah mereka yang suci hatinya karena mereka akan melihat Tuhan!" (Mat 5:8). Memang, segala kebaikan yang nampak menunjukkan kadaan hati orang. Segala kejahatan juga menunjukkan keadaan hati orang tesebut. Yesus sendiri berkata, "Apa yang keluar dari dalam itulah yang  menajiskan" (Mat 15:11.18-19; Mrk 7:15). Oleh karena itu janganlah bertegar hati (Yeh 3:7;  Mzm 95:8) melainkan mintalah hati yang baru dari Tuhan. Hati yang mengasihi seperti Tuhan sendiri. 

Doa kita: jiwaku haus akan Allah, Allah yang hidup. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment