Monday, June 8, 2020

Food For Thought: Makários

Makários

Apakah anda merasa bahagia pada hari ini? Coba anda ingat kembali saat-saat mana yang membuat anda begitu merasa bahagia pada hari ini? Lukiskanlah rasa bahagiamu itu dengan kata-kata sederhana dan tersenyumlah. Itulah ungkapan nyata rasa bahagiamu hari ini yang kiranya benar-benar berasal dari dalam hatimu.

Ketika merayakan hari peringatan tertentu seperti ulang tahun perkawinan, hari ulang tahun membiara dan lain sebagainya maka kata ‘bahagia’ selalu menjadi sebuah harapan istimewa dari sesama yang mengenal kita secara pribadi. Dan memang, hampir semua orang akan mengatakan hal yang sama: “Selamat berbahagia” kepada yang bersangkutan. Meskipun hanya ucapan yang menggambarkan harapan namun perasaan itu melekat dalam hati dan terpancar di wajah. Anda akan tersenyum di depan kata bahagia dan berusaha untuk tetap memilikinya.

St. Theresia dari Kalkuta pernah berkata: “Berbahagialah setiap saat, itu cukup. Saat ini adalah semua yang kita butuhkan, tidak lebih.” Saya sepakat dan mengatakan benar sekali perkataan orang kudus modern ini. Kita harus merasa bahagia setiap saat. Itu adalah harapan kita dan cukuplah. Bahagia setiap saat adalah perjuangan yang harus kita wujudkan dalam diri kita. Tak pernah ada orang yang berjuang untuk tidak merasa bahagia. Kita tidak membutuhkan lebih dari bahagia yang kita alami saat ini. Perkataan St. Theresia ini mengingatkan saya pada Sidonie Gabrielle Colette (1873-1954). Penulis berkebangsaan Perancis ini pernah berkata: “Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.”

Hampir semua homili para gembala dan pengkotbah hari ini tentang Khotbah Yesus di Bukit. Semua yang dikatakan bisa bersifat moral dan spiritual bagi umat yang membacanya. Tuhan Yesus bukanlah seorang motivator yang sedang memberi kiat-kiat untuk menjadi pribadi yang bahagia. Tuhan Yesus sudah tahu bahwa setiap orang yang datang kepadanya memiliki potensi untuk dikembangkan supaya dia benar-benar menjadi pribadi yang bermakna. Kata Yunani μακάριος (makários) dalam teks Injil Matius 5:3-10 dipahami dalam arti ‘terberkati’ sebab orang-orang yang datang kepada Yesus itu dilimpahi berkat dan karunia Allah.

Siapakah mereka yang mendapat sapaan μακάριος (makários) ini? Mereka adalah orang-orang yang miskin di hadapan Tuhan, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kehendak Allah, yang berbelas kasih, yang suci hatinya, yang membawa damai dan yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah. Kategori Yesus untuk orang-orang yang ada bersama Dia saat itu disapa Yesus μακάριος (makários) dan diberi janji yang indah dan sungguh terlaksana di dalam hidupnya. Orang yang miskin dalam roh akan memiliki Kerajaan Surga. Orang berduka dihibur. Orang yang lemah lembut memiliki bumi. Orang yang lapar dan haus akan kehendak Allah mendapat kepuasan. Orang yang berbelas kasihan akan beroleh belas kasihan. Orang yang suci hatinya melihat Allah. Orang yang membawa damai disebut anak-anak Allah dan orang yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah akan mempunyai kerajaan Surga.

Yesus menyapa semua orang, tanpa kecuali termasuk anda dan saya saat ini. Sebab itu berbahagialah… terberkatilah anda dan saya juga.

P. John Laba, SDB

No comments:

Post a Comment