Friday, June 5, 2020

Homili 5 Juni 2020

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-IX
Peringatan Wajib St. Bonifasius
2Tim. 3:10-17
Mzm. 119: 157, 160, 161, 165, 166, 168
Mrk. 12:35-37;

Menjadi panutan itu penting dan harus!

Pada pagi hari ini saya mencari pembatas buku untuk meletakannya di dalam sebuah buku baru yang sedang saya baca. Buku baru yang saya maksudkan berjudul ‘Titus Brandsma’, sebuah buku terbitan terbaru dari Carmelindo, Malang. Saya melihat pembatas buku dengan lukisan tangan seorang pastor yang sedang memegang Tubuh dan Darah Kristus dalam piala, dan ada tulisan kecil di bawahnya: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya  Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” (Mzm 34:9). Saya menutup buku Titus Brandsma dan merenungkan kata-kata dalam pembatas buku yang sangat bermakna ini.

Saya coba merenungkan kata-kata Tuhan dalam Kitab Mazmur ini dalam konteks kehidupan saya sebagai seorang imam. Setiap hari saya merayakan Ekaristi dan kata-kata yang sama selalu menjadi pilihan untuk mengatakannya kepada umat sebelum mereka menerima komuni kudus: “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya  Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Dan semua umat memadang kepada saya dan rekan-rekan imam yang sedang menunjukkan Tubuh dan Darah Kristus kepada mereka. Saya harus jujur mengatakan bahwa banyak kali saya juga lupa bahwa saya sedang menunjukkan Kristus yang hidup, Kristus yang mengasihi, Kristus yang memberi diri sampai tuntas kepada umat manusia. Semua ini adalah rutinitas dalam melayani Tuhan dalam Ekaristi. Sungguh sebuah tantangan yang besar bagiku. Namun pagi ini saya disadarkan kembali untuk selalu siap menunjukkan Yesus Kristus kepada semua orang, membiarkan mereka termasuk engkau untuk mengecap dan melihat betapa baiknya Tuhan sebab engkau juga berlindung kepada-Nya.

Hal lain yang menjadi auto koreksi bagi saya adalah membangkitkan kembali sebuah kesadaran bahwa saya harus memberi teladan kepada umat dengan lebih dahulu mengecap dan merasakan betapa baiknya Tuhan. Keteladanan itu perlu dan harus bagiku supaya bisa mengubah semua orang yang saya layani. Tanpa prinsip ini maka sia-sia saja pelayanan saya sebagai gembala umat. Saya melihat di dalam diri St. Paulus, sebuah model keteladanan atau panutan bagi Timotius ketika ia berkata: “Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.” (2Tim 3:10). Seorang panutan harus sungguh-sungguh menjadi panutan. Tuhan luar biasa karena membangunkan saya dari sebuah ‘tidur’ iman dan saya berusaha untuk menjadi baru dan menjadi panutan.

Pada akhirnya sebagai panutan tentu membantu dan menarik banyak orang untuk menjadi akrab dan dekat dengan Tuhan Yesus sendiri. Saya lalu berpikir apakah saya bisa menjadi lebih dekat lagi dengan Yesus dan ikut menarik sesama manusia untuk mendekati dan karab dengan Yesus? St. Paulus mengatakan bahwa iman itu muncul dari pendengaran (Rm 10:17). Maka saya berusaha untuk betul-betul menyatu dengan Yesus supaya setiap perkataan yang saya ucapkan sebagai ‘alter Christus’ dapat mendekatkan dan mengakrabkan mereka dengan Kristus. Saya teringat pada kesaksian Markus dalam Injil: “Orang yang besar jumlahnya itu mendengar Yesus dengan penuh minat” (Mrk 12:37). Orang harus benar-benar sadar untuk merasakan, mengecap betapa baiknya Tuhan dan mendengar-Nya dengan penuh minat.

Sharing pribadi saya ini kiranya membuka pikiran anda juga untuk berefleksi di hadapan Tuhan di masa Covid-19 dan juga di dalam keluarga masing-masing. Tugas para orang tua adalah menjadi panutan atau role model bagi anak-anak. Ada banyak kesempatan saat ini di mana anak-anak ada di rumah saja, belajar dari rumah maka silakan tunjukan kehebatanmu sebagai orang tua. Tunjukanlah bahwa mereka dapat mendengarmu dengan penuh minat dan mengecap segala kebaikanmu sebab sebagai orang tua, andalah guru pertama dan terutama, andalah guru kehidupan bagi anak-anak. 

Tuhan masih memberi kesempatan bagi anda dan saya untuk menata diri, supaya melihat dan mengecap betapa baiknya Tuhan dan juga mendenar-Nya dengan penuh minat. Kita menjadi guru kehidupan bagi sesama. Tuhan memberkati kita semua sepanjang hari ini.

P. John Laba, SDB

No comments:

Post a Comment